Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Fenomena "Comeback" Pemain Sepak Bola, Romansa atau Putus Asa?

Kompas.com - 30/09/2021, 09:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Diptraya P. Ratulangi (*)

Pada bursa transfer pemain sepak bola Eropa yang berakhir di 31 Agustus 2021 kemarin, banyak kejutan yang tidak disangka-sangka oleh para penggemar cabang olahraga ini di seluruh dunia.

Bukan saja banyak transfer yang tidak pernah disangka sebelumnya, seperti perpindahan Lionel Messi dari Barcelona ke Paris Saint Germain, tapi juga ada beberapa pemain yang kembali ke tim yang pernah dibela sebelumnya.

Tentunya di dalam dunia sepak bola hal ini bukanlah hal yang aneh, namun ada kesan berbeda pada bursa transfer musim ini, kembalinya beberapa pemain bintang ke klub di mana nama mereka meroket, membuat para penggemar klub bola tertentu bergegap gempita.

Ada Romelu Lukaku yang kembali ke Chelsea, ada Antoine Griezmann yang kembali ke Atletico Madrid, namun tidak ada yang mengalahkan kehebohan kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United, sampai berita mengenai transfer ini mendapatkan respon paling banyak di dunia maya.

Mari kita ambil contoh Cristiano Ronaldo, sang mega bintang yang sudah merasakan kesuksesan di tingkat teratas dunia sepak bola baik sebagai individu, maupun sebagai perwakilan tim nasional Portugal.

Kembalinya Ronaldo ke Manchester United tentunya mendapatkan banyak reaksi positif dari para pendukungnya, namun ada juga yang melihat bahwa dengan umur yang tidak lagi muda di dalam dunia sepak bola, 36 tahun, kemampuannya mengolah bola sudah tidak lagi sehebat pada saat ia berada di Manchester United 12 tahun yang lalu.

Namun, seperti biasa, Ronaldo membuktikan kehebatannya di lapangan dengan raihan empat gol dalam tiga pertandingan awal.

Baca juga: Meningkatkan Kegigihan dengan Growth Mindset

Mengapa Cristiano Ronaldo memutuskan untuk kembali ke Manchester United? Tentu hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabannya, namun apabila kita membaca banyak literasi terkait kepindahannya, tentunya tujuannya bukan uang.

Cristiano Ronaldo bisa mendapatkan keuntungan lebih besar apabila ia pindah ke tim lain selain Manchester United, bahkan kabarnya Cristiano Ronaldo menerima gaji yang lebih kecil dibandingkan pada waktu ia bermain untuk klub sebelumnya, Juventus di liga Italia.

Lantas, kenapa ia memilih untuk berseragam ‘setan merah’ mulai musim ini?

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh MUTV, ia mengatakan bahwa selain ingin terus mencetak sejarah baginya, ia juga ingin membantu tim menjadi juara setelah beberapa musim terakhir Manchester United puasa gelar dan piala.

Ia bahkan mengatakan ia masih akan bermain bola dalam empat tahun ke depan.

Apa yang menarik dari perpindahan Cristiano Ronaldo ini?

Bagi penggemar setia Manchester United, tentunya sudah tidak asing lagi melihat dirinya berlari membawa bola dari bagian sayap lapangan hijau, namun setelah 12 tahun berlalu, dapat jelas terlihat bahwa ia bukanlah lagi pemain lincah yang sama seperti periode pertama ia berada di Inggris.

Seakan ingin membuktikan bahwa ia masih memiliki kemampuan yang cukup untuk bermain di liga yang digadang paling kompetitif di dunia, Cristiano Ronaldo mencetak dua gol di pertandingan perdana awal musim ini.

Melihat fakta-fakta ini, sangat dimengerti mengapa ia menjadi idola bagi banyak orang, terutama untuk mereka penggemar sepak bola. Di saat pemain pada usianya memutuskan untuk pensiun, Cristiano Ronaldo malah kembali ke liga yang sangat kompetitif.

Mengikuti sepak terjang Ronaldo selama ini, kembalinya ia ke Manchester United menunjukkan beberapa hal yang hanya dimiliki seorang juara.

Bukan, mari tidak melihat dari sisi kemampuan mengolah bola dan mencetak gol nya, namun kalau melihat dari sisi traits psikologisnya, apa yang ditunjukkan oleh Ronaldo merupakan contoh nyata kemampuan grit, creativity, growth mindset, dan purpose.

Berbicara mengenai grit atau kegigihan, perlu disinggung kembali bahwa Cristiano Ronaldo yang sekarang bukanlah “CR7”, memiliki energi berlimpah untuk berlari kesana kemari sepanjang pertandingan, ia kini berusia 36 tahun, tentunya secara fisik sudah tidak seprima satu dekade yang lalu.

Untuk memberikan komparasi yang apple to apple, Wayne Rooney, tandemnya di Manchester United, di umur yang sama sudah pensiun dan saat ini menjadi manajer klub bola Inggris.

Baca juga: 5 Cara Mengembangkan Growth Mindset

Pengamat sepak bola akan dapat melihat bahwa gaya bermain Ronaldo juga sudah berubah. Pemain yang biasa menjadi penyerang sayap tim, kini ia menempati posisi striker, yang secara karakteristik permainan membutuhkan lebih sedikit gerakan berlari dibandingkan para pemain sayap masa kini, yang menitikberatkan serangan menggunakan kecepatan.

Memang terlihat sederhana, seakan tinggal bermain berganti posisi. Namun realitanya, tidak semua pemain bola dapat merubah gaya bermainnya karena setiap posisi akan membutuhkan kemampuan yang berbeda-beda.

Perubahan posisi yang Cristiano Ronaldo lakukan bukan saja menunjukkan grit yang tinggi, pada saat yang bersamaan tindakannya juga mencerminkan traits lain, seperti growth mindset, di mana ia merasa bahwa umur bukanlah akhir dari masa bermainnya, dan purpose, di mana ia ingin selalu menjadi versi terbaik dirinya, dan berdasarkan banyak literasi yang beredar, Cristiano Ronaldo banyak memberikan dampak bagi orang banyak.

Jika meninjau sesi wawancara yang ia lakukan, kita bisa melihat bagaimana dedikasi dan mental juara yang dimilikinya begitu besar, ia ingin selalu menjadi yang terbaik.

Kita seolah diajak melihat sisi kompetitif dan ambisi seorang Cristiano Ronaldo, namun dibalik dari semua kesuksesan di dunia sepak bola, banyak tindakan Ronaldo di luar lapangan yang patut mendapatkan apresiasi.

Saat ini, ia merupakan salah satu pemain dengan penghasilan terbesar di dunia. Jika dilihat dari koleksi mobil mahal yang ia miliki, tentunya merupakan suatu hal yang diimpikan oleh banyak orang.

Namun kekayaan ini ternyata bukan hanya ia gunakan untuk kepentingan pribadinya, namun harta berlimpah ini juga ia bagikan kepada sesama dalam berbagai bentuk kegiatan sosial.

Seperti dilansir dari media berita Inggris, The Sun, kegiatan ini berupa aktivitas Ronaldo di beberapa situs penggalangan dana, seperti UNICEF dan serangkaian acara lelang di mana ada beberapa penghargaan pribadi Ronaldo yang di lelang dan hasilnya disumbangkan untuk berbagai aksi sosial.

Bahkan ia rela memberikan waktu kepada para penggemarnya yang meminta foto bersama atau membalas surat-surat yang masuk. Dengan segala kesuksesan yang ia dapatkan, banyak kebahagiaan yang ia berikan juga kepada banyak orang.

Ini merupakan sisi yang jarang dilihat oleh publik, namun itulah bentuk nyata dari “tindakan berbicara lebih lantang dari perkataan”.

Publikasi mengenai kegiatan sosial Ronaldo memang tidak sebanyak berita pencapaian Ronaldo di lapangan, namun bukankah ini yang kita inginkan dari seorang role model?

Apa yang ia lakukan didasari dari keinginan untuk membantu, dan bukan untuk terlihat membantu. Tentunya, ini merupakan traits yang kita semua inginkan dari seorang inspirator, bahwa kerja nyata lebih terlihat dibandingkan janji manis.

Baca juga: Pola Pikir Mahasiswa Indonesia, Growth Mindset atau Fixed Mindset?

 

Satu lagi kasus di mana Cristiano Ronaldo menunjukkan jiwa sosialnya, yaitu saat ia mengangkat anak dari Aceh, korban Tsunami yang kehilangan keluarganya, Martunis, di mana semua biaya edukasi dan biaya hidup Martunis dibantu oleh Ronaldo.

Jadi, apakah contoh kembalinya Ronaldo (dan beberapa pemain lain) ke klub lamanya menunjukkan mereka putus asa sehingga ingin kembali ke zona nyaman mereka? Atau romansa cinta lama bersemi kembali?

Rasanya tidak. Mereka kembali karena mereka mencari versi terbaik diri mereka. Mereka kembali karena mereka sadar kemampuan mereka dan mereka mencari tempat dimana mereka bisa memberikan banyak kontribusi.

Bukan untuk uang semata, namun untuk mencapai purpose mereka, berusaha menjadi yang terbaik versi mereka sendiri.

Salah satu filosofi dari Jepang, Ikigai, atau “life’s purpose” mengatakan bahwa a reason for being, atau purpose, merupakan kombinasi dari hal yang kita kuasai (good at), hal yang kita cinta (love), hal dibutuhkan oleh dunia (the world needs), dan hal yang mendatangkan Anda uang (you can be paid for).

IkigaiGrowth Center Ikigai

Kembali ke cerita Cristiano Ronaldo, menjadi pemain sepak bola terbaik, yang merupakan purpose-nya, menggambarkan bagaimana kombinasi ini ia jalankan.

Ia memiliki kemampuan teknis yang luar biasa, ia memiliki kecintaan terhadap sepak bola, ia memiliki kontrak dengan nilai bombastis, dan ia banyak melakukan kegiatan sosial, yang memberikan dampak bagi orang banyak.

Kalau CR7 sudah tahu life’s purpose-nya, apakah Anda sudah? Cari tahu bagaimana Kognisi Discovery dapat membantu anda menemukan Ikigai di discovery.kognisi.id

(*) Diptraya P. Ratulangi (Chief of Business Growth Center), HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri mereka | Powered by Kompas Gramedia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com