KOMPAS.com - Menjaga ucapan itu penting. Jangan sampai ucapan kita bisa melukai orang lain. Karenanya, setiap ucapan atau kata-kata harus hati-hati.
Apalagi di situasi seperti sekarang ini, kita harus pandai-pandai memberikan dukungan kepada sesama dengan kata-kata yang baik.
Jangan sampai karena di waktu yang tidak tepat, ucapan kita malah tidak mempererat suatu persahabatan.
Baca juga: Mahasiswa, Begini Tips Hemat BBM dengan Teknik Eco Driving
Terlebih jika ada teman ada yang terkena Covid, maka kita harus menjaga ucapan dengan baik.
Melansir akun Instagram Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat (30/7/2021), ini contoh-contoh ucapannya.
Daripada berucap "Kok bisa sih kamu kena, habis dari mana emangnya?" Mending kamu mengatakan "Gimana kabarnya, lagi pengin makan apa? Aku kirimin, ya".
Menurut Dosen Psikologi UII, Muhammad Novvaliant Filsuf Tasaufi, MPsi., Psikolog., ucapan bisa melukai apalagi jika toxic positivity.
Apa itu toxic positivity? Ini adalah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya atau orang lain untuk selalu bersikap positif.
1. Membuat individu merasa rendah diri
Jika penyintas sering dibandingkan, maka dapat kehilangan rasa percaya diri yang justru berdampak pada situasi yang makin memburuk.
2. Mengingkari perasaan negatif yang dirasakan
Jika berlangsung dalam jangka panjang akan membuat individu seperti tidak mengenal dirinya sendiri. Mereka akan beranggapan ketika emosi negatif muncul, maka itu bukan bagian dari dirinya.
Baca juga: Mahasiswa, Ini 7 Cara Belajar Lebih Produktif
3. Memunculkan perasaan kehilangan dukungan
Biasanya penyintas yang mendapatkan toxic positivity merasa bahwa dirinya tidak dipahami. Sehingga muncul perasaan bahwa permasalahan dihadapi sendirian dan membuat mereka semakin merasa berat untuk menjalaninya.
Alasan orang melakukan toxic positivity:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.