KOMPAS.com - Lonjakan kasus positif Covid-19 cukup signifikan hingga menyebabkan sebagian rumah sakit di Indonesia tak sanggup menampung para pasien.
Dalam kondisi ini, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ikut serta dalam penanganan pandemi Covid-19 yang makin masif dengan menerjunkan para dosen dan mahasiswa sesuai kompetensi dan keahliannya.
FK Undip juga membuat buku saku tentang pegetahuan Covid-19 dan protokol kesehatan yang disebarkan ke masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Hal ini penting dilakukan karena edukasi publik diyakini ikut menentukan keberhasilan mengatasi wabah.
Baca juga: Siswa, Ini 6 Tips Penting Menjadi Moderator dalam Diskusi
Jajaran FK Undip bahkan ada yang terjun langsung sebagai relawan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Di samping itu, sejumlah penelitian dalam penanganan Covid-19 juga terus diintensifkan. Diantaranya melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), RSUP dr Kariadi, PT Bio Farma, dan PT Nusantics melakukan penelitian screening Covid-19 dengan metode menggunakan saliva.
Baca juga: Badan Informasi Geospasial Buka 42 Formasi CPNS 2021 untuk D4-S1
Seperti diketahui, saliva adalah metode pendeteksi virus corona dengan menggunakan sampel air liur.
Meita Hendrianingtyas tim ahli Undip untuk penelitian ini mengatakan, metode yang digunakan alat ini adalah alat uji untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode kumur (gargling).
Baca juga: Orangtua, Ini 5 Cara Bantu Anak Hadapi Stres Selama Pandemi Covid-19
Metode ini jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus Covid-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.
Tim ahli lain yang masuk dalam penelitian tersebut, Rebriarina Hapsari menambahkan, kemampuan saliva untuk mendeteksi Covid-19, dengan metode gargling sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Uji validasi dilakukan bersama-sama dan sejauh ini, sangat memuaskan hasilnya. "Mudah pengecekan dan pengambilan sampelnya," tutur Hapsari seperti dikutip dari laman Undip, Senin (5/7/2021).
Baca juga: 6 Hal Wajib Dilakukan Sekolah dan Larangan Selama Kegiatan MPLS
Melansir dari laman resmi biofarma.co.id, Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19 yang juga dikembangkan oleh Nusantics.
Proses pengembangan produk ini melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif Covid-19. Baik pasien rawat jalan, maupun rawat inap dan riset validasi selama 7 bulan.
Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, RSND dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK). Biosaliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.
Baca juga: Jelang Tahun Ajaran Baru, Pahami Tujuan Diadakan MPLS bagi Siswa
Sementara itu Dekan FK Undip Prof. Dwi Pudjonarko menjelaskan, selama pandemi ini, banyak yang telah dilakukan FK Undip.
Baca juga: Sekolah di Jepang dan Dapat Uang Saku, Ikuti Program Beasiswa Ini