Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deteksi Covid-19 Metode Kumur, Begini Penjelasan Peneliti Undip

Dalam kondisi ini, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ikut serta dalam penanganan pandemi Covid-19 yang makin masif dengan menerjunkan para dosen dan mahasiswa sesuai kompetensi dan keahliannya.

FK Undip juga membuat buku saku tentang pegetahuan Covid-19 dan protokol kesehatan yang disebarkan ke masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Hal ini penting dilakukan karena edukasi publik diyakini ikut menentukan keberhasilan mengatasi wabah.

Undip terlibat dalam metode penggunaan saliva

Jajaran FK Undip bahkan ada yang terjun langsung sebagai relawan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Di samping itu, sejumlah penelitian dalam penanganan Covid-19 juga terus diintensifkan. Diantaranya melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), RSUP dr Kariadi, PT Bio Farma, dan PT Nusantics melakukan penelitian screening Covid-19 dengan metode menggunakan saliva.

Seperti diketahui, saliva adalah metode pendeteksi virus corona dengan menggunakan sampel air liur.

Meita Hendrianingtyas tim ahli Undip untuk penelitian ini mengatakan, metode yang digunakan alat ini adalah alat uji untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode kumur (gargling).

Metode saliva nyaman deteksi Covid-19

Metode ini jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus Covid-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.

Tim ahli lain yang masuk dalam penelitian tersebut, Rebriarina Hapsari menambahkan, kemampuan saliva untuk mendeteksi Covid-19, dengan metode gargling sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Uji validasi dilakukan bersama-sama dan sejauh ini, sangat memuaskan hasilnya. "Mudah pengecekan dan pengambilan sampelnya," tutur Hapsari seperti dikutip dari laman Undip, Senin (5/7/2021).

Melansir dari laman resmi biofarma.co.id, Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19 yang juga dikembangkan oleh Nusantics.

Proses pengembangan produk ini melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif Covid-19. Baik pasien rawat jalan, maupun rawat inap dan riset validasi selama 7 bulan.

Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, RSND dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK). Biosaliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.

Terjunkan 1.000 mahasiswa bantu penanganan Covid-19

Sementara itu Dekan FK Undip Prof. Dwi Pudjonarko menjelaskan, selama pandemi ini, banyak yang telah dilakukan FK Undip.

Pihaknya memang tidak bisa bekerja sendiri, namun juga berkolaborasi dengan dinas terkait dalam pencegahan dan upaya penaggulangannya.

FK Undip menurunkan sedikitnya 1.000 mahasiswa kedokteran juga ratusan dokter dan tenaga medis.

Undip punya SDM andal, dari tenaga farmasi, dokter, keperawatan, epidemiologi, gizi, dan semuanya berjibaku membantu penanganan Covid-19.

Sedikitnya 50 bed, juga disediakan RSND untuk menampung pasien Covid-19.

"Kami bertugas baik itu di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), RSUP dr Kariadi, maupun Rumah Sakit jejaring," ungkap Prof. Dwi Pudjonarko.

Dalam membantu penanganan Covid-19, baik dosen maupun para mahasiswa sangat antusias dan peduli agar bisa membantu masyarakat.

Dia menambahkan, FK Undip memiliki beberapa program studi yang meliputi ilmu kedokteran, kedokteran gigi, farmasi, gizi dan keperawatan. Para mahasiswanya dipersiapkan menjadi tenaga-tenaga kesehatan sesuai bidangnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/07/05/193129471/deteksi-covid-19-metode-kumur-begini-penjelasan-peneliti-undip

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke