KOMPAS.com - Bagi umat Islam, Hari Raya Idul Fitri merupakan sebuah momen bahwa manusia diyakini telah kembali lagi kepada fitrah manusia sebagai makhluk yang suci dan mengikuti petunjuk Islam yang benar.
Bagi umat Islam yang telah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya.
Hari Raya Idul Fitri ini menjadi perayaan yang paling dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk anak-anak. Mereka selalu antusias dan bersemangat menyambut bulan suci Ramadhan setiap tahunnya.
Baca juga: Biaya Kuliah S1 Jalur Mandiri PTN 2021: UI, UGM, ITB
Bagi orang dewasa, momen yang satu ini dapat dijadikan ajang untuk bersilaturahmi kepada saudara, teman, atau tetangga. Sedangkan bagi anak-anak, momen Lebaran tidak hanya untuk silaturahmi, tetapi juga momen mendapatkan uang saku atau angpau Lebaran.
Entah siapa yang memulai, tetapi tradisi memberi uang saku Lebaran kepada anak-anak, baik anak sendiri, keponakan, cucu, anak tetangga, maupun anak kerabat, telah mendarah daging pada sebagian masyarakat di Indonesia.
Tak ada aturan mengenai jumlah nominal standar angpau Lebaran untuk anak. Asalkan yang paling penting adalah memberi dengan rasa penuh ikhlas dan senang. Tetapi, kalau dipikir-pikir, sebenarnya untuk apa kita memberikan angpau Lebaran kepada anak? Sebab, setiap hari kita memberi mereka uang jajan atau uang transportasi sebelum berangkat ke sekolah.
Baca juga: Lebaran Ceria, Ragam Aktivitas agar Puasa dan Lebaran Lebih Menyenangkan
Kalau mereka butuh sesuatu seperti baju seragam, buku, atau sepatu, mereka tinggal bilang saja kepada orangtua. Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa memberikan angpau Lebaran kepada anak tidak penting karena anak belum tahu tentang nilai uang.
Namun, ada juga yang berasumsi bahwa anak hanya akan menghabiskan uang angpau Lebaran-nya untuk sesuatu yang kurang bermanfaat, seperti bermain game online di warnet, membeli mainan, petasan, atau membeli jajanan yang kurang higienis.
Dari beberapa anggapan yang berbeda ini, Lebaran menjadi momen yang pas bagi orangtua untuk mengajarkan anak mengelola angpau Lebaran secara bijak.
Melansir laman anggunpaud, Untuk itulah, berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para orangtua kepada anak-anak saat menerima angpau Lebaran:
Agar uang yang mereka miliki tidak sia-sia dan habis begitu saja, dampingilah mereka dalam membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat. Arahkan mereka ke barang-barang yang berguna kemudian mintalah mereka untuk memilih apa yang sedang dibutuhkan.
Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
Nah, di saat seperti itu tugas Anda sebagai orangtua adalah memberikan saran kepada si anak jika barang yang ia pilih kurang bermanfaat, agar mereka tidak merasa selalu dilarang. Sehingga, sejak kecil anak sudah terbiasa untuk membeli barang sesuai dengan kebutuhan bukan kemauan.
Pada saat menghitung uang Lebaran mereka, berikanlah kepercayaan kepadanya untuk menyimpan uangnya sendiri. Hal itu akan memberikan pelajaran kepada mereka untuk bertanggung jawab dan menghargai penggunaan uang yang tepat. Selain itu, anak juga akan menjadi tahu nilai uang.
Sebagai orangtua, hal yang harus dilakukan adalah memberikan pengertian dan pengarahan kepada mereka untuk memberikan sebagian uang kepada yang membutuhkan. Dengan begitu, kita telah mengajarkan mereka untuk peduli kepada orang lain yang lebih membutuhkan dan mengajarkan mereka untuk bersedekah.
Baca juga: Mengenal Nunchi, Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses dari Korea
Sehingga, kedermawanan seorang anak ini dapat tertanam kuat sedini mungkin. Angpau Lebaran ini menjadi contoh yang tepat jika kita ingin mengajarkan tentang kedermawanan pada anak. Banyak orang telah memberinya angpau Lebaran dengan uang yang telah didapat secara susah payah.