Sebagai bentuk tanggung jawab atas pilihannya, dia tak mau menyia-nyiakan perjuangannya untuk dapat diterima di prodi sarjana teranyar FMIPA UI ini.
Baca juga: Ini 29 Jurusan UI Punya Kuota Banyak di SBMPTN 2021
Dia menyadari bahwa bebannya di perguruan tinggi jauh lebih berat dari masa pendidikannya di SMA dulu.
Apalagi prodi ini memiliki tingkat keketatan yang sangat tinggi sejak resmi dibuka pertama kali.
Oleh sebab itu, dia berupaya untuk selalu belajar secara konsisten, dan mengatur waktu belajarnya dengan baik.
Hampir tak ada waktu yang dibuangnya secara percuma, baik saat dalam perjalanan ke kampus maupun pulang ke rumah.
"Lalu saat jeda di antara mata kuliah, bahkan saat akhir pekan, dimanfaatkannya untuk belajar," ucapnya.
Pintar matematika bukan berarti segala proses belajar di universitas selalu mulus.
Dia mengaku sering mengalami kesulitan dalam mempelajari materi-materi baru.
Namun, dia selalu percaya bahwa potensi diri tak dapat berkembang tanpa adanya kemauan dan usaha dalam mengatasi kesulitan belajar.
Baca juga: UI Siap Tampung 8.628 Mahasiswa
Demi mengatasi hal itu, Cev tak merasa sungkan untuk berdiskusi dengan dosen, teman, bahkan hadir dalam forum-forum diskusi tentang aktuaria secara online.
"Keterbukaan diri itu penting, ketika kita stuck di satu titik, maka jangan sungkan untuk bertanya dengan dosen ataupun teman," jelasnya.
Menurut dia, semakin seseorang menguasai materi pelajaran, maka akan semakin percaya diri dalam menjawab soal-soal yang sulit sekalipun.
Dia tak pernah menyangka meraih nilai IPK sempurna. Dia hanya tahu melaksanakan tugasnya sebagai pelajar sebaik mungkin.
Nilai terbaik, lanjut Cev, bukanlah satu-satunya tujuan.
Sebab, yang tak kalah penting adalah bagaimana dapat mengimplementasikan dan membagikan ilmunya kepada orang lain.
Baca juga: 22 Jurusan Unpad Miliki Daya Tampung Banyak di SBMPTN 2021