Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Larang MPLS secara Langsung, Nadiem Akui PJJ Belum Optimal

Kompas.com - 13/07/2020, 10:13 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kemendikbud melalui Plt Dirjen PAUD Dikdas dan Dikmen Hamid Muhammad menyampaikan tentang kebijakan tahun ajaran baru pada masa pandemi terkait pelaksanaan hari pertama sekolah atau yang dikenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Dalam kegiatan webinar Pengenalan Lingkungan Sekolah secara Virtual: “Menyambut Tahun Ajaran di Kenormalan Baru, Semua Terlibat Semua Hebat”, Sabtu (11/7/2020), Hamid kembali menegaskan bahwa kesehatan dan keselamatan adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan.

Hamid menekankan, "Sekolah yang sudah diizinkan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka hanya sekolah yang berada di zona hijau dengan tetap menerapkan protokol kesehatan."

"Meskipun demikian, sekolah-sekolah ini tetap dilarang untuk melaksanakan kegiatan (MPLS) secara langsung," tegas Hamid.

Orangtua mendampingi

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah UPT SMPN Medan Rohanim menceritakan mengenai pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di SMPN 38 Medan yang masih berada di zona merah.

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru, Itu Hak Orangtua

 

Rohanim berbagi praktik baik tentang pelaksanaan MPLS secara virtual di SMPN 38 Medan melalui tayangan video.

Menurut Rohanim, masih ada saja orangtua murid yang menghendaki sekolah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka layaknya sebelum masa pandemi. Menanggapi keinginan orangtua tersebut, ia tetap mengikuti imbauan pemerintah memberlakukan PJJ sebagaimana arahan pemerintah.

Cerita menarik juga disampaikan Desy Ratnasari. Saat mendampingi putrinya dalam pelaksanaan PJJ, orangtua dapat berkontribusi dengan mengawasi kegiatan belajar anak, mendampingi anak selama belajar di rumah, serta memfasilitasi kebutuhan belajar anak.

“Penting bagi orangtua untuk mengetahui karakteristik anak, terutama terkait gaya belajar anak, sehingga dapat mendampingi anak belajar dengan optimal dan tetap menyenangkan meskipun di rumah saja,” terang Desy.

Mewakili peserta didik, Kaneishia Lathifa Zahira menyampaikan, siswa juga harus turut berkontribusi agar pembelajaran jarak jauh berjalan lancar.

Berdasarkan pengalamannya, belajar secara daring memiliki banyak kelebihan, seperti fleksibilitas waktu dan cara belajar, serta menghemat tenaga dan waktu karena tidak perlu menempuh perjalanan pergi dan pulang sekolah.

Selain itu, siswa yang belajar dari rumah bisa turut membantu orangtua di rumah. Ia berharap sekolah dapat meningkatkan penggunaan teknologi komunikasi dan kemampuan guru dalam sistem belajar daring.

PJJ belum optimal

Dalam kesempatan berbeda, Mendikbud Nadiem Makarim menerima kritikan terkait belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Itu saya 100 persen setuju dengan semua kritikan itu, tetapi kita tidak punya opsi yang lain pada saat ini. Kita harus mencari jalan masing-masing, karena tidak ada satu platform yang cocok untuk satu sekolah,” ujar Nadiem, Sabtu (11/7/2020).

Namun, selain penggunaan teknologi, Mendikbud menjelaskan, kriteria kesuksesan PJJ tecermin dari meningkatnya partisipasi orangtua.

Baca juga: Menghadirkan Satgas Selamat Sekolah di Tahun Ajaran Baru Besok

 

"Dari evaluasi yang dilakukan Kemendikbud, partisipasi orangtua mengakibatkan efektivitas pembelajaran jauh meningkat. Untuk para siswa yang belum memiliki akses ke internet, Kemendikbud telah meluncurkan program Belajar dari Rumah yang merupakan kolaborasi dengan TVRI," ujarnya.

Terkait informasi bahwa Kemendikbud akan menerapkan PJJ secara permanen, Mendikbud menampik hal tersebut. Adapun yang dipermanenkan adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

"Jadi waktu saya bilang hybrid model, itu artinya cara interaksi guru dan siswa dengan bantuan teknologi akan lebih dinamis. Jadi, mungkin akan ada jenis interaksi-interaksi lain pada saat siswa di rumah, saat dia mengerjakan PR, yang akan menggunakan platform-platform teknologi tertentu,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com