Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ILO: Krisis Ekonomi Akibat Covid-19 Menghantam Kaum Muda

Kompas.com - 28/05/2020, 22:44 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengeluarkan data terbaru terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap peluang kerja orang muda dan berbagai upaya yang perlu diambi untuk menciptakan proses kembali ke lingkungan kerja yang aman.

Data ILO menyebut, lebih dari satu dari enam kaum muda berhenti bekerja akibat pandemi Covid-19 ini. Sedangkan bagi yang masih bekerja mereka mengalami pemotongan jam kerja sebesar 23 persen.

Menurut data yang sama, Monitor ILO: Covid-19 dan dunia kerja edisi ke-4, kaum muda terkena dampak pandemi secara tidak proporsional, dan terjadi peningkatan besar terhadap jumlah pengangguran usia muda.

Sejak bulan Februari data menunjukkan hal ini lebih banyak memengaruhi perempuan muda dibandingkan laki-laki muda. Pandemi ini memberikan kejutan tiga kali lebih besar bagi kaum muda.

Tidak hanya menghancurkan pekerjaan mereka, tetapi juga mengganggu pendidikan dan pelatihan serta memberikan hambatan besar bagi mereka yang baru memasuki bursa kerja atau berpindah pekerjaan.

Baca juga: ILO: Hari Buruh, Covid-19 dan Transisi Sekolah ke Dunia Kerja

Pengangguran muda bertambah

Di angka 13,6 persen, tingkat pengangguran muda pada 2019 terbilang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Ada sekitar 267 juta kaum muda yang tidak dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan (NEET) di seluruh dunia.

Mereka yang berusia 15-24 tahun dan bekerja umumnya berada dalam bentuk pekerjaan rentan seperti pekerjaan berupah rendah, pekerjaan di sektor informal atau sebagai pekerja migran.

“Krisis ekonomi akibat COVID-19 menghantam kaum muda, terutama perempuan. Dengan lebih berat dan cepat dibandingkan kelompok lainnya," kata Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder.

Ryder juga mengharapkan untuk segera mengambil tindakan yang signifikan, "jika kita tidak mengambil tindakan yang signifikan dan segera untuk memperbaiki situasi mereka, imbas virus ini dapat kita rasakan beberapa dasawarsa ke depan."

"Jika bakat dan energi mereka tidak termanfaatkan dengan baik akibat kurangnya peluang atau keterampilan ini akan membahayakan masa depan kita semua dan akan semakin sulit untuk membangun kembali perekonomian yang lebih baik pasca Covid,” ucap Guy Ryder.

Monitor ILO ini menyerukan tanggapan berskala besar dengan kebijakan yang tersasar untuk mendukung kaum muda.

Termasuk program yang memastikan lapangan kerja/pelatihan yang luas di negara-negara berkembang dan program yang kaya pekerjaan di negara dengan pendapatan ekonomi rendah dan menengah.

Hilangnya jam kerja

Monitor ILO ini juga memperbarui data terkait perkiraan penurunan jam kerja di kuartal pertama dan kedua tahun 2020, dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2019.

Diperkirakan 4,8 persen jam kerja hilang selama kuartal pertama 2020 (setara dengan perkiraan 135 juta pekerjaan penuh waktu, dengan asumsi 48 jam kerja per minggu).

Ini mewakili adanya sedikit kenaikan sekitar 7 juta pekerjaan sejak data monitoring edisi ketiga. Diperkirakan jumlah pekerjaan hilang di kuartal kedua tetap tidak berubah di angka 305 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com