Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sabtu Pagi "Anak Seribu Pulau: Timor Timur”, Belajar dari TVRI 23 Mei 2020

Kompas.com - 23/05/2020, 20:50 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah di TVRI hadir kembali dengan tayangan Cerita Sabtu Pagi Anak Seribu Pulau dengan Episode “Timor-timur” pada 23 Mei 2020.

Belajar dari Rumah adalah program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan alternatif pendidikan bagi semua kalangan di masa darurat Covid-19.

Baca juga: Rangkuman Rumah Luasku Wasur Irian Jaya “Cerita Sabtu Pagi” TVRI

Berikut adalah Cerita sabtu lagi Anak seribu pulau episode: “Timor-timur”

Meresmaya, murid kelas 4 SDN 01 Maubesi, Timor Timur mempunyai guru kesayangan namanya Pak Petrus yang mengajar sejarah. Pak Petrus kerap mengajak siswa belajar di luar kelas.

"Kalau mau pandai harus banyak belajar di luar kelas karena pengetahuan tidak hanya ada di dalam kelas," kata Pak Petrus.

Maresmaya adalah anak suku Tetun, salah satu suku asli Timor Timur. Rumahnya terletak sekitar 73 kilometer dari Kota Dili. Ia adalah anak bungsu dari 11 bersaudara, dengan 6 saudara perempuan dan 4 saudara laki-laki.

Ada pula Nenek yang ikut tinggal bersama mereka. Umur nenek sudah mencapai 64 tahun, tapi masih sehat.

Ayah Maresmaya akhir-akhir sering menderita sakit, sepertinya mengalami rematik. Jika ingin berobat, ayah harus pergi ke Dili.

Di rumah Maresmaya biasa bermain bersama saudara-suadara dan teman-teman.

Mama dan kakak-kakaknya adalah petani kopi. Dulu ayahnya adalah pegawai kecamatan, sekarang setelah pensiun Ayah juga menjadi petani kopi.

Keluarga Maresmaya memiliki kebun kopi seluar luasnya 1/2 hektar. Saat musim petik kopi, mereka pergi ke kebun beramai-ramai.

Kakak juga mengajari bagaimana memetik kopi. Ia menjelaskan biji kopi bisa dipetik kalau warnanya sudah merah. Satu hari bisa dipetik 12 Pote. Pote adalah keranjang yang biasa Maresmaya gantung di leher saat sedang memetik kopi.

Pohon kopi sudah bisa dipanen saat usianya 5 tahun.

Musim petik kopi jatuh sekitar bulan Juni dan September. Satu kali musim petik, keluarganya bisa memperoleh 3 ton biji kopi. Biji kopi kemudian diolah di pabrik. Maubesi terkenal dengan kopinya, jenis arabika.

Kata orang-orang kopi arabika dari Maubesi terbaik di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com