Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jumlah Proposal yang Didanai Kemristek untuk Penanganan Covid-19

Kompas.com - 18/05/2020, 18:38 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 134 proposal riset berhasil mendapat pendanaan tahap pertama dari Program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 senilai total Rp 60,6 miliar.

Adapun jumlah proposal itu diumumkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek atau Kepala BRIN) pada acara Dialog Peneliti/Perekayasa Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Bersama Menristek/BRIN via Zoom, Senin (18/5/2020) sore.

Menurut Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., proposal yang masuk tadinya lebih dari 200 proposal riset dari berbagai unsur.

Hanya saja, yang berhasil mendapatkan pendanaan jumlahnya 134 proposal. Sedangkan proposal yang belum berhasil itu masih bisa mengikuti untuk tahap kedua, dengan dukungan dana total Rp 30 miliar.

Baca juga: Lewat Covid-19 InaIDEAthon, Kemristek Undang Masyarakat Berkontribusi Lawan Virus Corona

"Bagi yang belum berhasil, masih bisa diperbaiki untuk kemudian diajukan ikut tahap kedua. Maksimal sampai 2 Juni 2020," ujar Prof Ali Ghufron.

Tercipta inovasi dalam negeri

Dalam paparannya, Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. menjelaskan, para peneliti berusaha keras untuk membuat penelitian dan inovasi-inovasi agar masyarakat bisa keluar dari pandemi Covid-19.

Adapun program pendanaan ini dimaksudkan untuk melakukan diseminasi hasil Penelitian, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan (Litbangjirap) Covid-19.

Selain itu mendorong sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga litbangjirap, perguruan tinggi, pusat penelitian, rumah sakit, dan industri.

"Saya berharap ke depannya, penelitian Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 ini dapat mendorong terciptanya inovasi produk kesehatan dalam negeri yang bermanfaat bagi masyarakat banyak," ujar Prof Bambang dihadapan para peneliti, akademisi, dan awak media secara live streaming tersebut.

Adapun rincian proposal riset yang mendapatkan pendanaan tersebut meliputi enam bidang prioritas yang mencakup:

1. Pencegahan (25 proposal kegiatan)

2. Skrining dan diagnosis (12 proposal kegiatan)

3. Alat kesehatan dan pendukungnya (34 proposal kegiatan)

4. Obat-obatan dan terapi (20 proposal kegiatan)

5. Multicenter clinical trial (13 proposal kegiatan)

6. Sosial humaniora dan Public Health Modelling (30 proposal kegiatan)

Dalam pendanaanya, proposal itu kemudian dikembangkan hingga menjadi prototipe. Bahkan nantinya dijadikanproduk dalam jumlah besar dan digunakan ke berbagai instansi misalnya rumah sakit.

Hal ini, menurut Menristek untuk mengurangi ketergantungan impor seperti bahan baku obat maupun alkes.

Dari beberapa hasil riset dan inovasi tahap pertama itu telah diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) awal April 2020 dan digunakan oleh berbagai fasilitas kesehatan yang membutuhkan.

Produk tersebut antara lain Tes Kit baik yang berbasis PCR atau non PCR, hand sanitizer dari LIPI-BPPT, mobile handwasher dari BPPT, ventilator, robot kesehatan (Raisa) dari ITS-Unair, alat kesehatan lain dan APD dari beberapa pusat riset.

Adapun konsorsium tersebut terdiri dari pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, rumah sakit, organisasi non pemerintah, hingga sektor industri.

Baca juga: Ini 17 Pemenang Covid-19 INA IDEAthon yang Diumumkan Menristek

Sebagai salah satu bentuk sinergi antar kementerian, program pendanaan ini juga didukung oleh LPDP Kementerian Keuangan.

"Masih ada Rp 30 miliar yang bisa dimanfaatkan para peneliti. Karena itu kami memberikan kesempatan kepada lembaga yang terhimpun dalam konsorsium untuk mengajukan proposal penelitian di program tahap kedua," jelas Prof Bambang Brodjonegoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com