Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Bima, Mahasiswa UB Berusia 21 Tahun Jadi Anggota DPRD Jatim 2024

KOMPAS.com - Bima Rafsanjani Rafid tak menyangka bisa terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) periode 2024-2029.

Dia menjadi anggota termuda DPRD Jatim pada usia 21 tahun.

"Kalau untuk DPRD Jatim, betul saya yang paling muda di antara yang terpilih," ucap dia dilansir dari rilis UB.

Bima ikut kontestasi dalam Pemilihan Legislatif 2024 melalui Partai Gerindra.

Dia bertarung di Dapil 4 Jatim (Banyuwangi, Bondowoso, Situdondo). Meski merupakan pendatang baru, Bima mampu meraih 78.656 suara.

"Jujur perolehan jumlah suara itu di luar ekspektasi saya. Karena hitungan saya sebenarnya masih dibawah itu," ucap dia.

Apalagi, kata dia, hasil ini membuatnya mengalahkan satu incumbent yang sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD Jatim periode 2019-2014.

"Di dapil Jatim 4 itu ada 9 kursi. Nah dari 9 itu, 8 diantaranya incumbent lolos lagi dan saya mengalahkan 1 incumbent yang lain," kata mahasiswa FISIP Angkatan 2020 ini.

Bima mengaku faktor usianya yang masih muda membuat dia dan pemilih menjadi lebih dekat.

"Pemilih ingin ada inovasi dan visi misi baru untuk wilayahnya. Karena bagi mereka jika ada anak muda bisa satu pemikiran dan frekuensi," tutur dia.

Awal mula maju jadi calon legislatif

Bima dibesarkan di keluarga politik. Ayahnya yang merupakan Sumail Abdullah juga terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029.

Namun bagi Bima, bukan hal itu faktor utama dia memilih menjadi calon legislatif (caleg).

"Saya melihat demokrasi di Indonesia sedang naik daun. Anak muda sekarang banyak yang ditarik untuk bisa jadi caleg. Apalagi ada bonus demografi sekarang karena 60 persen pemilih dari Gen Z dan milenial," papar dia.

"Tidak heran kemudian jika parpol banyak yang merekrut anak muda. Dari hal itulah kemudian saya tertarik mendaftar jadi calon legislatif," sambung Bima.

Meski tergolong pemula, Bima memberanikan diri maju di kontestasi DPRD Jatim dan tentu harus bertarung di wilayah yang lebih luas.

Bima mengaku dirinya memilih jalur ini karena merasa tertantang.

"Memang biasanya pemula kalau maju di tingkat kabupaten/kota saja. Tapi jika terpilih hanya mewakili 2 atau 5 kecamatan saja. Saya berpikir kalau saya maju di tingkat provinsi akan bisa berbuat lebih banyak terutama di 3 kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo," jelas dia.

Dorongan dari masyarakat, kata Bima, juga menjadi motivasi baginya yang kemudian memberanikan diri maju di kontestasi pemilihan DPRD Jatim.

"Dorongan masyarakat saya jadikan sebagai penyemangat untuk mencoba hal yang mungkin banyak orang di luar untuk pemula seperti saya agak mustahil jika langsung maju ke tingkat provinsi," tegas dia.

Saat ini, Bima tinggal menunggu pelantikan. Baginya setelah pelantikan nanti tentu kinerjanya bakal disorot oleh masyarakat.

Karena itulah, dia berkomitmen menjaga integritas, prinsip dan janji yang pernah diungkapkannya.

"Tentu jika saya tidak bisa menepati janji-janji saya waktu kampanye bisa-bisa saya tidak akan di pilih lagi di kemudian hari," jelas dia.

Ia mengatakan, salah satu hal yang membuatnya lolos adalah ilmu dari Departemen Sosiologi, tempatnya kuliah.

"Karena di Sosiologi itu kan mengajarkan bagaimana kita di masyarakat itu bisa berinteraksi sosial, menjalin kedekatan dengan masyarakat sampai bisa mendapatkan kepercayaan dari mereka," ujar dia.

"Bagaimana caranya kita bisa menggaet kelompok masyarakat yang berbeda agama, keyakinan, kultur dan budaya, nah dari situlah ilmu atau rumus-rumus yang saya dapatkan selama berkuliah di Sosiologi UB ini," sambung pria asal Banyuwangi ini.

Maka dari itu, dia mengucapkan terima kasih kepada Departemen Sosiologi dan FISIP UB yang telah memberikan saran selama proses kampanye yang dilakukannya.

Keberhasilan Bima meraih satu kursi di DPRD Jatim, tentu membuatnya ingin berbagi tips kalau ada sivitas akademika di FISIP yang juga akan berkarier di politik.

Salah satu kuncinya adalah mental yang kuat. Selain itu, dia juga mengingatkan perihal investasi sosial.

"Investasi sosial paling penting, supaya kita bisa lebih dikenal dan bisa memberikan banyak sumbangan positif untuk masyarakat, terus masyarakat juga jadi bisa tahu kedepannya kita mau melakukan apa saja untuk kedepannya," kata dia.

Bima mengakui jika investasi sosial yang telah ditanam sudah berbuah saat ini.

Dia juga tak menampik ada modal lain yang dia keluarkan untuk kontestasi di Pemilu kemarin.

"Saya menjadi saya yang sekarang bukan karena saya merasa hebat, tapi saya bisa menjadi seperti sekarang juga karena teman-teman saya yang sudah banyak mendukung saya. Jujur untuk masalah modal, mungkin saya adalah yang paling bawah. Maka dari itu, investasi sosial yang saya tanam akhirnya bisa berbuah jadi kepercayaan untuk saya menjadi perwakilan rakyat di tingkat Provinsi," pungkas Bima.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/04/08/140345271/kisah-bima-mahasiswa-ub-berusia-21-tahun-jadi-anggota-dprd-jatim-2024

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke