Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Sahat Maruli, Buruh Penyadap Karet Lolos Seleksi TNI AD

KOMPAS.com - Buruh penyadap karet, Sahat Maruli Tua Sihite berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang Prajurit TNI Angkatan Darat (TNI AD).

Sahat mengatakan, menjadi TNI Ada adalah cita-citanya sejak kecil, maka dari itu ia terus berusaha untuk bisa lolos seleksi masuk TNI AD.

"Jadi tentara itu cita -cita saya sejak kecil, dan sejak SMA, saya latihan lari, push up dan lain-lain di Yonkav 5 sedangkan untuk psikologi, saya belajar dari You tube, Medsos, perpustakaan di kota ataupun buku-buku," kata Sahat dikutip dari laman resmi TNI AD, Senin (18/3/2024).

Selain mempersiapkan masuk TNI AD, Sahat juga mengaku masih harus terus bekerja sebagai buruh penyadap karet di kebun milik orang lain di daerahnya.

Setiap kali bekerja ia mendapatkan upah sebesar Rp 80.000 per hari. Sahat pun sudah beberapa kali mencoba peruntungannya masuk TNI AD.

"Saya juga pernah test dan dua kali gagal yaitu seleksi Bintara TNI AD dan Tamtama TNI AD," ujarnya.

Meski sambil bekerja dan memiliki keterbatasan ekonomi tidak membuat Sahat patah semangat untuk terus mencoba meraih cita-citanya.

Hingga akhirnya Sahat bisa lolos seleksi dan dilantik menjadi TNI AD di Rindam II/Swj dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).

Kebanggan orangtua

Sementara itu, sang ayah Jasmer Sihite mengatakan, keberhasilan anaknya masuk TNI AD disebabkan adanya keinginan yang kuat dari Sahat untuk mewujudkan cita-cita.

Semua proses terkait seleksi TNI AD ditangani sendiri oleh Sahat yang tidak mau menyusahkan orangtuanya yang bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga.

"Dia lakukan sendiri dari mulai ambil formulir maupun ikut test. Dulu waktu SMA dia sambil bekerja di kebun Karet dan sore harinya latihan di Yonkav 5/DPC," kata Jasmer.

“Sebagai orang tua, saya ijinkan karena itu memang cita-citanya," lanjutnya.

Jasmer menuturkan, setelah gagal seleksi Bintara dan Tamtama PK TNI AD akhirnya Sahat berhasil membuat keluarganya bangga.

Ia berharap anaknya bisa ikut mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia.

"Dia ingin jadi TNI karena ingin membuat orang tuanya bangga. Kami untuk masuk TNI ini satu peser tidak dengan duit. Nggak ada pake uang-uangan, murni kelulusannya 100 persen," ujarnya.

"Semoga anak saya ini anak yang membanggakan orang tua, yang dapat mengharumkan bangsa dan negara kita Indonesia," ucap Jasmer.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/03/21/092246171/kisah-sahat-maruli-buruh-penyadap-karet-lolos-seleksi-tni-ad

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke