Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebakaran di Museum Nasional: Jangan Menyepelekan Perencanaan Hadapi Bencana

Menurut rilis pers dari Museum Nasional, dari tiga Gedung yang berada di kawasan museum, ada enam ruangan di Gedung A yang terdampak.

Gedung A merupakan tempat ruang ImersifA berada. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.

Sebagai museum pertama dan terbesar di Indonesia, Museum Nasional menyimpan koleksi bersejarah yang dikumpulkan sejak masa penjajahan Belanda dari seluruh penjuru nusantara.

Berdasarkan laman resmi Museum Nasional, saat ini koleksi yang dikelola museum berjumlah lebih dari 190.000 benda.

Di antaranya adalah mahkota emas bertabur permata dari Kesultanan Banten, berbagai prasasti penanda keberadaan kerajaan-kerajaan tertua di Nusantara, pelana kuda Pangeran Diponegoro, juga aneka koleksi seni budaya dari berbagai daerah.

Saat berita kebakaran ini tersebar, tak heran kekhawatiran masyarakat sontak tertuju pada nasib koleksi-koleksi berharga Museum Nasional.

Dalam rilis persnya, Museum Nasional menyatakan sebagian dari koleksi yang terbakar adalah replika. Masyarakat tak ayal menafsirkan: artinya, sebagian lainnya yang terbakar adalah koleksi asli?

Kekhawatiran lain yang juga segera menyeruak ke permukaan adalah koleksi-koleksi hasil repatriasi.

Beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia gencar melakukan upaya diplomasi untuk pemulangan koleksi-koleksi asal Indonesia yang selama ini tersimpan di museum-museum negara lain.

Pada Juli lalu, sebanyak 472 benda bersejarah, terdiri dari Keris Puputan Klungkung dari Kerajaan Klungkung Bali, empat arca dari Kerajaan Singasari, 132 karya seni Pita Maha Bali, serta 335 benda yang dijarah pasukan Belanda dari Lombok, disetujui untuk dikembalikan dari Belanda, untuk disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Pada saat upaya repatriasi atau pemulangan benda bersejarah tersebut ramai dipublikasikan di media, tak dapat dipungkiri ada nada khawatir dari khalayak atas keamanan dan keselamatan koleksi tersebut di Indonesia.

Kebakaran kali ini serta-merta membuat prasangka tersebut seketika mewujud: sanggupkah museum kita mengelola koleksi-koleksi berharga tersebut?

Memantau kolom media sosial Museum Nasional, kita dapat melihat bahwa sudah muncul beragam komentar semacam, “Mendingan koleksi-koleksi itu tetap di Belanda saja, daripada di sini cuma terbakar jadi abu.”

Museum Nasional tampaknya menyadari potensi sentimen negatif ini. Dalam rilis persnya, pihak museum menyatakan dengan tegas bahwa koleksi hasil repatriasi aman, karena disimpan di ruangan yang berada jauh dari lokasi kebakaran.

Namun pernyataan seperti ini saja sebetulnya tidak cukup. Museum Nasional masih punya pekerjaan besar untuk meyakinkan masyarakat bahwa koleksi-koleksi tersebut selamat bukan hanya karena kebetulan berada di ruangan yang jauh dari lokasi kebakaran, melainkan juga karena memang ada rencana antisipasi kebakaran yang disiapkan.

Rencana menghadapi bencana

Peristiwa kebakaran di Museum Nasional Indonesia sekali lagi mengingatkan kita pentingnya perencanaan yang matang menghadapi berbagai ancaman bencana dan kegawatan, baik yang terjadi karena faktor manusia seperti kebakaran dan pencurian, juga bencana alam seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.

Tahap pertama perencanaan yang perlu dibuat adalah analisis terkait risiko bencana, mengukur seberapa besar kemungkinan bencana tersebut terjadi dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan apabila bencana tersebut sampai terjadi.

Setiap museum bisa jadi akan memiliki profil risiko berbeda-beda, tergantung lokasi, jenis koleksi, serta karakteristik khusus dari museum.

Museum yang berlokasi di lereng gunung berapi, misalnya, tentu akan memiliki profil risiko yang berbeda dibanding museum di pinggir pantai atau di tengah kota besar.

Museum yang kebanyakan koleksinya adalah lukisan, juga akan memiliki profil risiko berbeda dengan museum dengan koleksi fosil atau arca.

Dari profil hasil analisis risiko kebencanaan tersebut, museum bisa membuat protokol perencanaan: apa yang perlu dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko bencana, apa yang perlu dipersiapkan agar penangggulangan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif dan memperkecil dampak yang terjadi.

Kemudian, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan saat terjadinya bencana, serta proses pemulihan pascabencana.

Perencanaan untuk menurunkan tingkat risiko bencana di museum salah satunya bisa dilakukan dengan mengatur tata letak koleksi.

Museum yang memiliki profil risiko bencana terbesar berupa banjir perlu mengatur tata letak koleksinya berbeda dengan museum yang profil risiko bencana utamanya adalah gempa bumi.

Sementara itu, persiapan langkah penanggulangan bencana bisa dilakukan dengan memasang peralatan seperti alarm kebakaran, penyemprot air, alat pemadam kebakaran ringan, papan penunjuk jalur evakuasi, pintu darurat, dan sebagainya.

Pada saat terjadinya bencana, museum perlu memastikan bahwa seluruh staf museum memiliki pengetahuan dan telah menjalani pelatihan yang memadai terkait langkah-langkah apa yang harus dilakukan sesuai kapasitasnya masing-masing.

Contohnya, bagaimana memandu pengunjung agar tetap tenang menuju keluar gedung, nomor kontak darurat mana yang harus dihubungi, melakukan pertolongan pertama apabila ada korban terluka, bagaimana prosedur evakuasi koleksi apabila diperlukan.

Terakhir yang tak kalah penting adalah perencanaan terkait langkah-langkah pemulihan pascabencana.

Contohnya, bagaimana mengukur dampak dan kerugian yang ditimbulkan, bagaimana merespons pertanyaan publik, bagaimana cara memperbaiki atau merehabilitasi dampak yang terjadi, serta melakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang telah dilakukan.

Sembari kita harap-harap cemas menanti kabar lebih lanjut terkait dampak kebakaran terhadap koleksi-koleksi Museum Nasional dan upaya pemulihannya, kebakaran ini selayaknya menjadi pemacu museum lain di Indonesia agar tidak menyepelekan pentingnya menyusun perencanaan yang memadai untuk menghadapi bencana.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/09/18/073000471/kebakaran-di-museum-nasional--jangan-menyepelekan-perencanaan-hadapi-bencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke