Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dosen ITB Inovasi Perangkat untuk Penjagaan Lansia

KOMPAS.com - Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Robithoh Annur, S.T., M.Sc., Ph.D., membuat inovasi atau mengembangkan perangkat yang membantu kerabat atau perawat lansia dengan pemanfaatan teknologi RFID.

Menurutnya, RFID merupakan kependekan dari Radio Frequency Identification. Komponennya terdiri atas tag (penerima sinyal), reader (pembaca dan pemroses), serta antenna (pemancar sinyal dari reader).

Perangkat atau aplikasi tersebut memiliki kemampuan untuk mengirimkan sinyal ke tag kemudian mengirimkannya kembali ke reader untuk menangkap informasi yang diterima dari tag tersebut.

Ia menjelaskan alasan dibuatnya aplikasi tersebut. Sebab, lansia pada umumnya cenderung mengalami berbagai gangguan fungsi fisik dan mental terutama pada usia 70 tahun ke atas.

Gangguan-gangguan yang sering dijumpai adalah kesulitan bergerak (imobilitas), kondisi tubuh tidak seimbang (instabilitas), penurunan fungsi berpikir, dan demensia atau penyakit pikun.

Permasalahan tersebut yang membuat lansia harus memiliki perlakuan pendampingan yang khusus dari orang-orang terdekatnya. Kondisi yang paling dikhawatirkan adalah individu lansia tiba-tiba terjatuh atau tersesat karena pikun.

Oleh karena itu, lansia perlu dimonitor keadaannya setiap saat karena kondisi malafungsi fisik dan mental bisa terjadi kapan saja. Akan tetapi, pada kenyataannya terkadang orang-orang sekitar memiliki berbagai keterbatasan untuk menjaganya selama seharian penuh sehingga diperlukan perangkat khusus.

"Sistem penjagaan lansia biasanya penanganannya menggunakan deteksi jatuh pakai akselerator dan giroskop. Akan tetapi, kedua komponen ini kekurangannya adalah tidak nyaman dipakai dan perlu power supply yang lumayan besar," ujarnya dikutip dari laman ITB, Selasa (4/7/2023).

Dijelaskan, RFID sangat berguna karena bisa bekerja secara nirkabel (wireless). Penjaga lansia tidak perlu merasa khawatir jika tidak berada di dekatnya setiap saat.

Cara kerja yang diterapkan Robithoh adalah dengan memasang sebuah tag pada pakaian lansia. Tag tersebut akan mendapatkan informasi berupa posisi dan kondisi lansia dalam ruang.

Posisi yang berhasil dicatat memanfaatkan konversi kekuatan sinyal yang diterima kembali oleh server menjadi satuan jarak. Lalu kondisi tubuh yang ditinjau adalah untuk mengetahui keadaan lansia apakah sedang berdiri, berjalan, jongkok, terlentang, atau terjatuh.

Ketika ada tanda terjatuh, penjaga lansia bisa dengan mudah menemukan di mana ia terjatuh melalui sistem monitoring yang dimiliki.

Sedang keuntungan menggunakan RFID yakni mampu bertahan pada berbagai keadaan temperatur bahkan pada keadaan dengan berlumpur, basah, hingga berdarah.

"Keunggulan lainnya yaitu perangkat ini nyaman digunakan karena berbasis nirkabel sehingga mudah untuk digunakan," jelasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/04/160130871/dosen-itb-inovasi-perangkat-untuk-penjagaan-lansia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke