Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Dosen UM Surabaya: Salahi Aturan

KOMPAS.com - Sudah ada 129 korban jiwa akibat kerusuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim), pada Sabtu (1/10/2022).

Kekalahan tim Arema FC dari Persebaya membuat suppoter turun ke lapangan setelah pertandingan berakhir.

Untuk mengamankan para pemain, pihak kepolisian menembakkan gas air mata, dengan tujuan mengurangi massa yang turun ke lapangan.

Namun, nahasnya gas air mata yang dikeluarkan membuat supporter mengalami sesak nafas dan tidak sedikit dari mereka yang jatuh pingsan saat berebut untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan.

Adanya kejadian di Stadion Kanjuruhan, membuat Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Dede Nasrullah angkat suara.

Menurut dia, gas air mata mengandung 3 kumpulan bahan kimia, salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS).

"Paparan bahan kimia dalam gas air mata itu secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit," ucap dia dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).

Dia menjelaskan, senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.

Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri.

Yakni, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih.

"Selain itu gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur. Gejala lainnya yaitu terkait dengan pernapasan dapat dialami, seperti sulit bernapas, batuk, mual, dan muntah," ungkap dia.

Cara penanganan saat seseorang kena gas air mata

Dia menyebut ada beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan saat seseorang kena gas air mata.

Pertama, ketika terkena gas air mata, seseorang bisa menyiram dengan air bersih yang mengalir. Karena, air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi.

Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata, dan mulut, bisa dengan menggunakan masker agar bisa mengurangi terhirupnya gas tersebut.

Ketiga, segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena/menyentuh anggota tubuh.

Keempat, segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata.

Kelima, carilah pertolongan medis apabila ada efek atau sesak napas setelah 20 menit terkena gas air mata.

Dede menilai pengamanan dengan menggunakan gas air mata tersebut merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA.

Apalagi dampak dari akibat gas air mata dengan kondisi Stadion Kanjuruhan yang sangat penuh, maka bisa membuat sesak napas dan tidak kondusif.

Seharusnya, kata dia, pihak berwajib dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya.

"Semoga dengan kejadian Stadion Kanjuruhan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, sehingga sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala galanya," tukas Dede.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/02/121739971/gas-air-mata-di-stadion-kanjuruhan-dosen-um-surabaya-salahi-aturan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke