Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Orangtua Mengenali Perasan Anak-anak, Coba 5 Hal Ini

KOMPAS.com - Perasaan anak-anak sangat kompleks, sama halnya dengan orang dewasa. Makanya orang dewasa juga perlu mengerti perasaan anak-anak.

Ada kalanya anak-anak bersemangat, kecewa, sedih, cemburu, takut, khawatir, marah, malu, dan lain-lain. Perasaan anak-anak yang mesti dimengerti orang dewasa ini, tentu tak semudah mengerti perasaan orang dewasa.

Masing-masing anak sesuai dengan usianya, mempunyai cara yang berbeda dalam mengekspresikan perasaan.

Ada yang sudah mampu memahami dan mengekspresikan perasaan tersebut dengan tepat dan ada yang perlu dibantu.

Disinilah orang tua berperan sangat pentint dalam membantu anak-anak memahami dan mengelola perasaan serta perilaku mereka dengan cara yang positif.

Lalu bagaikan cara mengerti perasaan anak-anak?

Di bawah ini adalah tips yang dapat dilakukan orang tua, dilansir dari laman Paudpedia.

1. Memahami bahasa isyarat/non verbal anak anak

Kadang orangtua juga mengalami kesulitan untuk mengetahui perasaan anak. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah memberi perhatian terhadap perasaan dan perilaku anak saat merespon situasi yang dihadapinya.

Cari tahu apa yang mereka rasakan serta alasan dibalik perasaan tersebut, selanjutnya dengarkan dengan sepenuh hati apa yang dikatakan anak. Hal ini dapat membantu anak mengidentifikasi, mengungkapkan serta mengelola perasaan itu dengan lebih baik.

Contoh, setiap diajak bicara anak tidak menatap orang tua dan memalingkan wajah, tidak seperti biasanya yang selalu akrab kalau diajak bicara, maka dalam situasi yang seperti ini orang tua perlu bersikap bijak untuk mencari tahui alasan dibalik sikap anak tersebut.

Bisa jadi di waktu itu anak sedang merasakan kekecewaan terhadap suatu hal.

2. Setiap perilaku adalah ungkapan perasaan

Jangan menganggap anak kecil tak punya perasaan yang sama dengan orang dewasa. Perhatikan cara orangtua mengekspresikan diri kepada anak.

Apabila perilaku yang muncul adalah perilaku baik maka berilah apresiasi, namun bila prilaku kurang baik orangtua dapat membantu memberikan pemahaman bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku yang kurang baik.

Serta membantu anak menemukan cara mengungkapkan perasaan tersebut dengan yang lebih tepat.

Contohnya, saat anak marah karena tidak dibelikan mainan kesukaannya. Mungkin disaat itu ada beberapa anak yang menangis.

Menangani kasus yang seperti ini orang tua sebaiknya memberikan penjelasan kenapa mainan tersebut tidak dibelikan, misalnya menjelaskan pada anak bahwa ia sudah memiliki mainan yang sama sebelumnya ataupun alasan yang lainnya yang mudah dipahami anak.

3. Ajari mengenal perasaan dengan menyebut nama

Orangtua dapat membantu anak menyebutkan perasaan mereka dengan memberi label perasaan tersebut.

Misalnya marah, sedih ataupun bahagia. Penamaan perasaan ini adalah langkah penting dalam membantu anak-anak belajar mengidentifikasi perasaan mereka.

Penamaan perasaan ini juga memungkinkan anak untuk mengembangkan kosa kata emosional sehingga mereka dapat berbicara tentang perasaan mereka.

Contohnya orang tua bisa menggunakan gambar, video, atau membuat cerita untuk membantu mereka memahami nama perasaan tersebut

4. Identifikasi perasaan orang lain

Ajari anak-anak mengidentifikasi atau mengamati perasaan orang lain. Melalui hal ini, anak bisa mengerti rasa empati dan simpati tentang apa yang mungkin dirasakan orang lain dari melihat ekspresinya.

Selain anak semakin mengenal perasaan, dengan begitu kita mulai mengenalkan dan menumbuhkan karakter empati pada anak.

Contoh: Ketika melihat temannya menangis, orang tua dapat menanyakan pada anak “kira-kira dia menangis kenapa ya?” anak akan belajar berempati bahwa temannya menangis karena sedih ditinggalkan ibunya sehingga hal ini juga dapat membantu memunculkan inisiatif anak untuk membujuk temannya tersebut.

5. Jadilah teladan

Anak-anak belajar tentang perasaan dan cara mengekspresikannya dengan tepat dengan memperhatikan orang lain. Perlihatkan kepada anak bagaimana perasaan dalam merespon situasi yang berbeda dan bagaimana menghadapi perasaan itu.

Contoh: Ibu tersenyum bahagia karena kakak berhasil menghafal bacaan surat pendek, kemudian memberikan pujian atas hafalan tersebut.

Sebaliknya, ibu mengungkapkan perasaan kecewa ketika kakak melakukan sesuatu hal yang kurang baik, misalkan tidak mau berbagi mainan dengan adiknya.

Pada situasi yang seperti ini seorang ibu bisa mengungkapkan kekecewaannya serta menyampaikan harapannya agar anak berbagi mainan disaat bermain.

Dengarkan perasaan anak

Tetap hadir dengan sepenuh hati dan dengarkan dengan empati apa yang disampaikan dapat membuat perasaan anak lebih baik. Dukung anak-anak untuk memahami dan mengungkapkan perasaan mereka sehingga mereka merasa didengar. Ketika perasaan mereka ditahan atau diberhentikan, mereka akan sering mengekspresikan dengan cara yang tidak baik. Artinya berikan kesempatan untuk anak mengekspresikan perasaannya, misalkan kecewa, sedih, bahagia, dan lain-lain.

Contoh: Ketika anak merasa kecewa, berikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan kekecewaannya kemudian bantu anak menenangkan perasaannya dengan memberikan penjelasan yang dapat diterima anak.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/31/200230771/cara-orangtua-mengenali-perasan-anak-anak-coba-5-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke