Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Raih Beasiswa ke Luar Negeri ala Dosen UB

KOMPAS.com - Saat ini bisa kuliah di luar negeri bukan menjadi sesuatu yang tidak mungkin. Pasalnya banyak program beasiswa yang memfasilitasi mahasiswa bisa melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Selain itu juga banyak jasa konsultan pendidikan luar negeri yang bisa dimanfaatkan. Namun untuk bisa meraih beasiswa di luar negeri juga butuh perjuangan. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa lolos dan menjadi penerima beasiswa.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Pantri Muthriana Erza Killian memberikan tips agar berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri.

Erza Killian menyelesaikan kuliah magister dan doktornya di luar negeri dengan akses beasiswa. Dia menyelesaikan kuliah magister di International Economics & Finance, University of Queensland Australia.

Sementara gelar doktor dia dapat di Politics & International Studies, University of Leeds Inggris. Berikut tiga tips lolos beasiswa ke luar negeri ala dosen Universitas Brawijaya:

1. Menentukan substansi studi

Dalam menentukan substansi studi, Erza Killian menyarankan dua hal. Pertama, menentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial terutama bagi yang melemar beasiswa untuk doktor. Sementara untuk magister, topik penelitian akan berguna saat penyusunan tesis.

"Untuk topik penelitian yang akan diambil ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu originality, feasibility dan Community," kata Erza seperti dikutip dari laman UB, Jumat (11/3/2022).

Untuk originality, Erza menyarankan topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya.

"Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil," paparnya.

Di aspek feasibility, Erza menilai penelitian dilakukan harus memperhatikan apakah penelitian bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan. Adakah data yang diperlukan, akses data serta pendanaan penelitian.

Kemudian yang ketiga adalah community. Erza mengungkapkan, aspek ini bisa memperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun.

2. Memilih negara dan kampus tujuan

Erza menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu sistem pendidikan, sistem pendukung, jaringan alumni dan alasan pragmatis. Untuk sistem pendidikan, Erza menganggap sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya.

"Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri," ungkap dia.

Dia menambahkan, pertimbangan terkait peringkat kampus yang akan dituju juga penting. Termasuk sistem pembimbingan seperti apa juga harus diperhatikan.

Kemudian untuk support system atau sistem pendukung, Erza menyarankan pendaftar beasiswa memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara tujuan dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional. Terkait jaringan alumni, hal tersebut juga sangat penting.

"Kekuatan alumninya seperti apa. Kemudian prospek kerjasama kedepan termasuk jejaring keilmuannya," tandasnya.

Sementara untuk alasan pragmatis, Erza menyatakan ada tiga hal yang juga harus diperhatikan. Pertama nilai TOEFL/IELTS, biaya hidup dan aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.

3. Memilih beasiswa

Menurut Ezra, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih beasiswa. Yang pertama fasilitas dari beasiswa yang didapat. Dia menekankan, pastikan beasiswanya full atau parsial. Apakah ada dana riset termasuk dana tunjangan bagi keluarga. Kedua dalam memilih beasiswa adalah perhatikan syarat umum yang ditetapkan.

"Berapa syarat IPK, berapa juga nilai IELTS atau Toefl yang diinginkan. Termasuk kelengkapan administratif yang lain," sambung Erza.

Faktor ketiga adalah hak dan kewajiban penerima beasiswa. Beberapa beasiswa ada kewajiban tambahan. Misalnya diminta juga mengajar atau jika sudah lulus apakah harus langsung pulang ke Indonesia atau tidak.

Terakhir, jaringan alumni dalam memilih beasiswa juga penting. Jaringan alumni ini akan mendukung selama studi termasuk ketika pascastudi jaringan alumni akan tetap berguna.

Dari tiga hal ini, dia menyarankan semuanya dilakukan bersamaan. Sebab kadang muncul pertanyaan, memilih kampusnya dulu atau memilih beasiswanya dulu.

"Pengalaman saya dilakukan secara bersamaan. Agar salah satunya tidak tertinggal saat kita harus mempersiapkan hal-hal administrasinya," pungkas dosen HI UB ini.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/03/11/115912071/tips-raih-beasiswa-ke-luar-negeri-ala-dosen-ub

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke