Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Laki-laki Lebih Jago Baca Peta ketimbang Perempuan? Ini Kata Ilmuwan

KOMPAS.com - Ada sebuah stigma bahwa perempuan lebih kesulitan dalam membaca "maps" dibanding laki-laki. Namun, sebelum mengungkap benar atau tidaknya, sebetulnya ada kemampuan khusus dalam membaca peta. Kemampuan tersebut adalah kemampuan spasial.

Dilansir dari laman Ruangguru, Kemampuan spasial adalah kemampuan manusia untuk membayangkan di dalam pikiran berbagai bentuk benda, dimensinya, koordinat, proporsi, sampai gerakannya.

Misalnya, saat kamu sedang mencari lokasi dari maps di smartphone. Kamu akan fokus pada petunjuk-petunjuk seperti arah panah, tempat unik yang bisa menjadi penanda atau patokan, dan obyek tertentu.

Kemudian, otak akan memprosesnya untuk tahu arah mana yang harus ditempuh. Maka dari itu, kadang membutuhkan waktu untuk membaca maps di smartphone.

Laki-laki punya kemampuan spasial? 

Menurut Allan dan Barbara Pease, pasangan yang menulis buku best seller “Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps” telah ada ribuan studi ilmiah terdokumentasi dan riset pemindaian otak yang mengonfirmasi bahwa laki-laki memiliki area otak tertentu, yakni lobus parietal atau parietal lobe yang didedikasikan untuk kemampuan spasial.

Selain itu, disebutkan pula bahwa area lobus parietal yang dimiliki laki-laki, secara signifikan lebih besar dibanding yang dimiliki oleh perempuan.

Namun, bukan berarti perempuan tidak memiliki punya kemampuan spasial sama sekali ya. Pada perempuan, bagian otak yang memproses spasial terletak di kedua belahan otaknya dan tidak memiliki lokasi spesifik, sehingga kemampuan prosesnya tidak sebaik yang dimiliki laki-laki.

Pada teori ini, faktor perbedaan kemampuan fisik (spasial) antara laki-laki dan perempuan menjadi faktor untuk menentukan peran mereka dalam kehidupan. Dengan kemampuan spasial yang dimiliki, laki-laki cocok menjadi pemburu, karena cakap dalam menghitung kecepatan, gerakan, dan jarak mangsa, untuk menangkap target mereka.

Sementara perempuan, yang tugas utamanya sebagai pengumpul dan penjaga tempat tinggal, memiliki keterampilan yang sangat baik dalam multitasking untuk mengerjakan banyak hal sekaligus, termasuk kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi.

Karena sebab itu, laki-laki cenderung memiliki tugas utama sebagai pemburu, dan perempuan sebagai pengumpul makanan hasil buruan. Teori ini berdasarkan pola kehidupan manusia pada era Pleistosen atau sekitar 12.000 tahun yang lalu.

Faktor perbedaan jumlah hormon

Para ilmuwan di Norwegian University of Science and Technology (NTNU) meneliti faktor jumlah hormon testosteron pada laki-laki dan perempuan.

Mengapa hormon tersebut? Karena jumlah testosteron antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk itu, penelitian ini menguji apakah perbedaan jumlah hormon tersebut berpengaruh pada keahlian dalam membaca peta.

Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa laki-laki lebih cenderung mengambil beberapa jalan pintas pada sebuah rute, dan lebih mengandalkan arah mata angin. Hasil uji dari aktivitas otak juga menunjukkan adanya perbedaan pada bagian yang memproses, di antara otak laki-laki dan perempuan.

Hormon testosteron memiliki peran tersendiri. Laki-laki yang memproduksi lebih banyak testosteron dinilai lebih efektif dengan kemampuan spasial.

Lalu, sebagai data pendukung dilakukan pula percobaan dengan menambahkan hormon testosteron untuk perempuan. Dari percobaan tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan navigasi pada perempuan yang diberi tambahan hormon testosteron.

Selain hal tersebut, pada faktor yang berbeda hormon estrogen yang diproduksi perempuan juga mampu menekan kemampuan spasial. Maka bisa disimpulkan, semakin feminin seorang perempuan, akan berpengaruh dengan kemampuannya dalam menavigasi atau membaca peta.

Perbedaan dalam mengambil keputusan

Pernah berada dalam situasi harus teliti agar tidak salah belokan, atau mencari jalan yang tepat di antara banyak persimpangan? Ini bergantung pada kesadaran spasial dalam mengambil keputusan.

Dari buku yang ditulis Allan dan Barbara Peases, ada penelitian yang dilakukan oleh sekolah mengemudi. Penelitian tersebut memaparkan bahwa 82 persen laki-laki Inggris dapat memarkir mobil orang lain di dekat trotoar, tetapi hanya 22 persen perempuan yang bisa. Sementara itu, dari segi keterampilan mengemudi, perempuan justru memiliki skill yang lebih baik saat parkir mundur daripada pria.

Kesimpulan ini mengarah kepada perempuan lebih baik daripada pria dalam mempelajari tugas spesifik dan berhasil mengulanginya, asalkan lingkungan dan kondisi di mana mereka melakukannya tidak berubah. Namun, ketika berkendara di jalan umum, akan ada banyak situasi baru yang harus dinilai, dan kemampuan spasial pria lebih cocok untuk memproses hal ini.

Oleh karena itu, perbedaan pengambilan keputusan inilah yang kemudian membuat laki-laki jauh lebih tanggap dalam mengemudikan kendaraan dan memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam mengambil keputusan.

Perbedaan memori

Sementara, ilmuwan syaraf NTNU, Dr. Pintzka memaparkan hasil penelitiannya bahwa hippocampus juga sangat besar pengaruhnya pada kemampuan menavigasi seseorang.

Pada otak laki-laki, aktivitas spasial lebih utama menggunakan hippocampus. Sementara itu, perempuan lebih mengandalkan seluruh bagian antara otak kanan dan kirinya. Tepatnya pada bagian lobus frontal yang mengontrol seluruh gerakan, ucapan, emosi, serta perilaku.

Karena ini, perempuan jadi cenderung lebih menghafal semua detail dan informasi yang ada di jalan, alih-alih memfokuskan aktivitas otak pada proses navigasi.

Hal ini juga yang menjadi alasan, kenapa perempuan lebih baik dalam menemukan obyek secara lokal daripada laki-laki. Seperti halnya seorang ibu yang mudah menemukan barang-barang di rumah, saat ayah dan anak kebingungan mencari barang yang dituju.

Perbedaan struktur otak

Perempuan menggunakan kedua bagian otak kanan dan kirinya melalui lobus frontal dalam proses menavigasi. Sementara otak laki-laki tidak memproses dengan cara tersebut.

Dari kondisi tersebut mengakibatkan laki-laki cenderung lemah dalam melakukan banyak pekerjaan sekaligus atau multitasking.

Sementara itu, perempuan lebih jago saat mengerjakan banyak hal sekaligus, karena kinerja otak kanan dan kirinya yang saling berhubungan.

Akibatnya, hal ini membuat perempuan jadi sulit untuk fokus karena pikiran mereka yang tumpang tindih.

Aktivitas otak perempuan yang dipenuhi lebih dari satu tugas, juga membuat mereka seringkali kesulitan menentukan arah mata angin, dan juga membedakan mana arah kanan, atau kiri. 

https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/31/175718471/laki-laki-lebih-jago-baca-peta-ketimbang-perempuan-ini-kata-ilmuwan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke