Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Data KPAI: Kasus Perundungan Paling Banyak Terjadi pada Siswa SD

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mempunyai misi mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila.

Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) berupaya mewujudkan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Salah satunya dengan dukungan ekosistem sekolah yang kondusif dan saling mendukung.

Namun untuk mewujudkan misi tersebut bukanlah perkara mudah. Fakta di lapangan, saat ini permasalahan peserta didik di lingkungan sekolah masih terjadi.

Mulai dari kasus perundungan, kekerasan fisik, penyalahgunaan narkoba, perkelahian antarsekolah atau tawuran. Maupun kekerasan seksual yang terjadi antarpeserta didik maupun melibatkan pengajar.

Kasus perundungan paling banyak dialami siswa SD

Merangkum dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek, Minggu (24/10/2021), berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus perundungan terhadap anak-anak paling banyak dialami oleh siswa Sekolah Dasar.

Pada masa pandemi, permasalahan perundungan semakin merambah ke ranah daring. Peserta didik lebih rentan mengalami perundungan secara langsung maupun secara daring ketika lebih banyak beraktivitas menggunakan gawai.

Direktur SD Kemendikbud Ristek Sri Wahyuningsih menegaskan, Mendikbud Ristek pernah menyatakan bahwa hingga saat ini dunia pendidikan masih dibayang-bayangi oleh tiga dosa besar.

Yakni intoleransi dan radikalisme, kekerasan seksual dan perundungan. Agar terwujud penyelenggaraan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan, perlu diupayakan pencegahan serta penanggulangan tindak kekerasan.

"Semua pihak harus bersama-sama melakukan pencegahan agar warga sekolah terhindar dari unsur-unsur atau tindak kekerasan," ujar Sri Wahyuningsih dalam acara Bimbingan Teknis Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Sekolah Dasar.

Tumbuhkan kehidupan pergaulan yang harmonis

Menurutnya, dengan mencegah tindak kekerasan di lingkungan sekolah, otomatis menumbuhkan kehidupan pergaulan yang harmonis, kebersamaan antarpeserta didik, antara peserta didik dengan pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua serta masyarakat.

Sri Wahyuningsih berharap dengan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung bagi anak.

"Mulai dari rumah, sekolah hingga perguruan tinggi, hal ini akan mendorong kemunculan lebih banyak pemimpin di masa depan dengan kecerdasan dan karakter luhur," imbuhnya.

24 persen pengguna narkoba adalah pelajar

Selain membahas tindakan perundungan di lingkungan sekolah, dalam kegiatan tersebut juga diangkat permasalahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

Menurut data KPAI Tahun 2018, bahaya narkoba sudah menjadi tantangan dunia pendidikan karena meningkatnya kasus narkoba pada anak, termasuk di sekolah.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), dari 87 juta anak di Indonesia, sebanyak 5,9 juta anak merupakan pecandu narkoba. Dan yang lebih memprihatinkannya lagi sebesar 24 persen pengguna narkoba merupakan kalangan pelajar.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/25/112503471/data-kpai-kasus-perundungan-paling-banyak-terjadi-pada-siswa-sd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke