Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Empat Mahasiswa UB Ciptakan Minyak Atsiri Sebagai Terapi Anosmia

KOMPAS.com - Empat orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) menemukan sebuah inovasi dengan memanfaatkan minyak atsiri sebagai terapi penyembuhan anosmia.

Ide ini dilatarbelakangi meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia dengan anosmia sebagai gejala yang paling umum.

Keempat mahasiswa itu, yakni Quinnike Aisy Maskuri, Intan Salsabila Putri, Sania Isma Yanti, dan Indira Prakoso.

Penelitian mengenai penggunaan minyak atsiri untuk terapi anosmia sebenarnya sudah ada.

Akan tetapi, sifat dari minyak atsiri yang volatile kurang stabil.

Oleh sebab itu, Quinnike dan tim mencoba memaksimalkan potensi minyak atsiri dari bunga sedap malam yang ditambahkan eucalyptol dengan metode nanoenkapsulasi untuk terapi anosmia.

"Mekanisme kerjanya yaitu ketika minyak atsiri dihirup, sel reseptor olfaktori terstimulasi dan meneruskan rangsangan ke pusat emosi pada otak, atau sistem limbik," ucap Quinnike melansir laman UB, Kamis (5/8/2021).

Dia mengaku, sistem limbik ini terhubung pada bagian otak yang berkaitan dengan memori, pernapasan, dan sirkulasi darah termasuk kelenjar endokrin yang mengatur hormon dalam tubuh.

"Jadi, aroma minyak atsiri dapat langsung menstimulasi sistem tersebut," ujarnya.

Adanya metode nanoenkapsulasi ini dapat menjadikan minyak atsiri lebih efektif dan efisien dari segi biaya maupun ketahanannya.

Hal itu dikarenakan metode nanoenkapsulasi dapat melindungi komponen aktif dari minyak atsiri dan mengatur pelepasan aromanya (slow release).

Nantinya, sambung dia, hasil nanoenkapsulasi minyak atsiri bunga sedap malam dengan penambahan eucalyptol ini akan diaplikasikan dalam bentuk inhaler.

Dengan begitu dapat mempermudah dalam penggunaannya.

Menurut penelitian yang ada, cara efektif untuk mengatasi anosmia adalah dengan melakukan terapi olfaktori menggunakan minyak atsiri, yaitu dengan menghirup aroma menyengat secara berulang ulang setidaknya 2 kali sehari selama minimal 3 bulan.

Sehingga pengaplikasian pada inhaler tersebut sangatlah tepat.

"Tim ini berharap metode nanoenkapsulasi minyak atsiri dari bunga sedap malam mampu menjadi solusi pada permasalahan anosmia di Indonesia," tukas dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/08/05/203736271/empat-mahasiswa-ub-ciptakan-minyak-atsiri-sebagai-terapi-anosmia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke