Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Psikolog UGM: Rentan Di-bully, Jangan Beri Stigma Bodoh Anak Disleksia

Tapi belum tentu ketidakmampuan anak dalam membaca dan menulis itu karena tidak belajar atau dilatih orangtuanya. Ada kemungkinan anak ini istimewa karena menderita disleksia.

Sebenarnya, apa sih disleksia itu? Disleksia merupakan gangguan kesulitan belajar spesifik yaitu kesulitan dalam membaca menulis, dan mengeja yang disebabkan oleh gangguan perkembangan saraf otak.

Karena kurangnya informasi, sering kali anak disleksia dianggap bodoh. Hal ini disebabkan kemampuan akademis yang dicapainya tidak mencerminkan kecerdasan intelektual yang dimiliki.

Anak disleksia cenderung gunakan otak kanan

Psikolog yang merupakan praktisi sekaligus alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Trubus Raharjo menerangkan, orang tua yang memiliki anak disleksia sering kali mengatakan anaknya mempunyai kemampuan melukis di atas rata-rata anak seusianya.

Hal tersebut terjadi karena anak disleksia cenderung menggunakan otak kanan untuk penyelesaian masalah dan pada umumnya mereka memiliki kemampuan imajinasi dan abstraksi yang baik.

Disleksia ini juga memiliki gangguan penyerta seperti perilaku hiperaktif, namun akan terus berkurang seiring munculnya karakteristik disleksia.

“Ini penting diketahui psikolog agar lebih hati-hati dalam melakukan diagnosis,” tegas Trubus dalam acara Webinar Kolokium Dua Mingguan yang diselenggarakan Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Jumat (16/4/2021).

Penanganan anak disleksia

Disleksia, lanjut Trubus, juga memerlukan diagnosis yang cukup panjang. Salah satu contoh persyaratannya yaitu sudah melakukan pembelajaran selama 6 bulan sebelumnya dan terdapat gejala gangguan yang terus menetap.

Ada beberapa tahapan dalam penanganan disleksia, yakni dengan cara:

1. Proses pembelajaran yang nyaman

2. Remedial teaching

3. Terapi

4. Paling penting adalah menghindarkan anak disleksia dari stigma bodoh karena anak disleksia cenderung lebih sensitif terhadap bully.

“Bagi anak disleksia penting untuk mengenali bakat untuk membuat mereka percaya diri sekaligus memotivasi untuk tetap mau belajar membaca dan menulis. Anak disleksia merupakan anak normal dan tidak mengalami gangguan perkembangan secara global,” ungkap Trubus.

Penyebab disleksia

Trubus menambahkan, faktor penyebab disleksia mencakup genetik dan lingkungan seperti adanya benturan keras pada kepala pada saat masa pertumbuhan anak.

Namun sejauh ini, informasi dan seputar disleksia masih belum umum dimiliki oleh orang tua dan tenaga pendidik.

Pada umumnya penanganan disleksia hanya dilakukan oleh dokter anak. Padahal, dalam praktiknya yang paling sering menangani langsung anak adalah orang tua dan tenaga pendidik.

Untuk itu pemahaman mengenai disleksia pada anak ini penting untuk diketahui sebagai tahap awal diagnosis

“Selama ini informasi mengenai disleksia khususnya bagi pendidik, dan juga psikolog masih minim sekali,” tutup Trubus.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/17/123507971/psikolog-ugm-rentan-di-bully-jangan-beri-stigma-bodoh-anak-disleksia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke