Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Kampus Konservasi, Unnes Adakah FGD Tanggap Bencana

KOMPAS.com - Awal tahun 2021, negara Indonesia sudah dihantam dengan berbagai bencana alam. Mulai dari gempa bumi, tanah longsor hingga banjir.

Menghadapi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu, butuh mitigasi bencana yang kuat. Tidak hanya dari instasi terkait tapi juga seluruh lapisan masyarakat harus memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.

Berangkat dari masalah mitigasi bencana ini, Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengadakan Diskusi Ilmiah Terfokus (FGD) dengan tema Tanggap Bencana yang dilaksanakan secara daring.

Melansir laman unnes.ac.id, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Unnes Prof. Amin Retnoningsih MSi memaparkan tentang peran Unnes dalam mencegah dan menghindari risiko bencana. Khususnya banjir dan tanah longsor.

Implementasikan 3 pilar konservasi

Sejauh ini Unnes konsisten memelihara lingkungan sebagai upaya mencegah dan menghindari risiko bencana khususnya banjir dan tanah longsor.

Bahkan sejak 11 tahun yang lalu Unnes meneguhkan visi menjadi Universitas Berwawasan Konservasi.

"Dengan implementasi 3 pilar konservasi yakni nilai karakter, seni budaya, serta sumber daya alam dan lingkungan," jelas Kepala UPT Konservasi UNNES Prof. Amin seperti dikutip di laman unnes.ac.id, Minggu (14/2/2021).

Melalui UPT Konservasi, Unnes berupaya mendorong dunia pendidikan. Khususnya sekolah untuk berkontribusi dalam pencegahan bencana dan kerusakan lingkungan melalui penyelenggaran Unnes Green School Ranking.

Untuk berkontribusi dalam hal pencegahan bencana dan kerusakan lingkungan, mahasiswa juga memiliki peran. Khususnya dalam menanggulangi bencana melalui UKM SAR, Mahapala, Menwa, dan Pramuka.

Ambil peran dalam pemeliharaan lingkungan

Selain itu, Unnes juga sudah mengupayakan beberapa hal dalam memberikan peran memelihara lingkungan dengan mempertahankan dan meningkatkan tata ruang terbuka hijau di lingkungan kampus.

Melakukan program konservasi air melalui embung, dan pembuatan biopori.

"Kami juga melakukan penanaman pohon secara rutin setiap tahun oleh mahasiswa baru di dalam dan di luar kampus," tandas Prof. Amin.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang Nur Yahya meminta peran akademisi termasuk Unnes bisa bekerjasama untuk melakukan penelitian, kajian-kajian dalam pemetaan bencana sebagai data yang akan digunakan Basarnas.

"Kami belum memiliki laboratorium penelitian, maka dari itu perlunya kerja sama yang kolaboratif antara Unnes dan Basarnas. Misalnya dalam penelitian memetakan wilayah atau kajian dalam peta rawan bencana," tutur Nur Yahya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/02/14/170157071/jadi-kampus-konservasi-unnes-adakah-fgd-tanggap-bencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke