Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksekusi Mati Ted Bundy, Pembunuh Berantai yang Meneror AS

Kompas.com - 25/01/2024, 08:31 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ted Bundy, salah satu pembunuh berantai paling terkenal dalam sejarah Amerika Serikat, dieksekusi pada 24 Januari 1989.

Dilansir Britannica, Bundy dieksekusi dengan kursi listrik di Penjara Nasional Florida. Sebelumnya, ia dijatuhi hukuman mati pada 1979 karena membunuh dua mahasiswi.

Pada tahun berikutnya, ia kembali dijatuhi hukuman mati karena pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis berusia 12 tahun.

Meski kejahatannya mengerikan, Bundy justru menjadi semacam selebritas karena parasnya yang tampan, dan terutama setelah ia melarikan diri dari tahanan di Colorado pada 1977.

Pembunuh dan pemerkosa

Dilansir Biography, Ted Bundy adalah seorang pembunuh berantai, pemerkosa, dan penderita nekrofilia yang diketahui telah membunuh sedikitnya 20 perempuan selama tahun 1970-an.

Ia ditangkap pada Februari 1978 dan menerima tiga hukuman mati terpisah atas pembunuhan dua mahasiswi Chi Omega di Florida State University dan seorang gadis berusia 12 tahun.

Bundy mengaku membunuh 36 orang, meskipun beberapa ahli yakin jumlah korban sebenarnya lebih dari 100.

Kasus-kasus Bundy memiliki pola yang mengerikan. Ia kerap memperkosa korbannya sebelum memukuli mereka sampai mati.

Ada beberapa perdebatan mengenai kapan Bundy mulai membunuh. Sebagian besar sumber mengatakan, dia memulai aksi pembunuhannya sekitar tahun 1974.

Pada waktu itu, banyak perempuan di Seattle dan di sekitar Oregon hilang. Beberapa korban dilaporkan terakhir kali terlihat bersama seorang pria muda berambut hitam bernama Ted.

Namun, kriminolog Matt DeLisi berpendapat dalam sebuah buku tahun 2023, kemungkinan besar Bundy membunuh lebih dari 100 orang dan mulai membunuh saat remaja.

"Bundy memberikan banyak petunjuk bahwa ada lebih banyak pembunuhan. Dan kepercayaan diri yang dia gunakan antara tahun 1974 dan 1978 menunjukkan bahwa tidak mungkin dia bisa memulainya begitu saja," kata DeLisi.

Bundy kerap memancing korbannya masuk ke mobilnya dengan berpura-pura terluka dan minta bantuan. Kebaikan para korban menjadi kesalahan yang mengakhiri hidup mereka.

Dilansir Los Angeles Times, penyiar rohani James Dobson mewawancarai Bundy pada malam sebelum eksekusi mati.

Dobson mengungkapkan, Bundy menangis berkali-kali dan menyatakan penyesalan atas perbuatannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com