Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Dilansir Mint, India mengganti OPV trivalen (tOPV) dengan OPV bivalen (bOPV) untuk semua imunisasi rutin.
Hal serupa dilakukan 155 negara, alasannya untuk menjaga efektivitas vaksin dan kekebalan terhadap virus polio.
Sebelumnya, tOPV dibuat untuk menghentikan tiga strain polio. Sementara bOPV melindungi dari strain polio tipe 1 dan 3.
Adapun polio dari strain tipe 2 liar dipastikan telah diberantas pada 2015 di India.
Kendati demikian, keputusan itu tidak bebas risiko.
Pemberian tOPV membuat virus hidup yang dilemahkan dalam vaksin bermutasi dan menyebabkan virus polio yang berasal dari vaksin (cVDPV), terutama di populasi yang imunisasinya rendah.
Lebih dari 90 persen kasus cVDPV di India dalam 10 tahun terakhir disebabkan oleh jenis vaksin tipe 2.
Untuk mencegah berjangkitnya cVDPV tipe 2 setelah peralihan, tersedia monovalent OPV (mOPV) tipe 2 jika suatu saat terjadi wabah.
Polio merupakan virus kuno yang pemberantasannya terus dilakukan hingga kini. Vaksin terbukti efektif mengurangi wabah polio.
Sebagai virus, polio masih ada dan berkembang, sehingga cakupan vaksinasi tetap harus diperluas.
Belakangan ditemukan kasus lumpuh layu di Jawa Tengah pada Desember 2023 dan Jawa Timur pada Januari 2024.
Sebagai langkah untuk mengatasi kasus luar biasa (KLB) polio di Indonesia yang baru-baru ini terjadi, Kementerian Kesehatan mengadakan Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio).
Kemenkes menggunakan vaksin generasi terbaru, yakni Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2, yang diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan.
Vaksin nOPV2 berbeda dengan vaksin yang diberikan di India pada 2000-2017.
Ada yang perlu diluruskan soal klaim OPV membahayakan karena mengakibatkan kelumpuhan.
Kasus kelumpuhan yang dikaitkan dengan pemberian OPV memang muncul di India.
Kendati demikian, vaksin polio baik suntik maupun oral terbukti ampuh mengatasi wabah akibat virus polio.
OPV yang diberikan di India pada 2000-2017 berbeda dengan vaksin untuk program Sub PIN Polio di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.