Maher pernah menerbitkan penelitian ilmiah bertajuk Aeolian Research pada 2011. Penelitian itu membuktikan senyawa kimia magnetik terdapat dalam debu aeolian yang tersebar di mana-mana.
Hal serupa disampaikan Kepala Departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge, Richard Harrison.
"Magnetit dan maghemit lebih bersifat magnetis tetapi jumlahnya lebih sedikit," kata Harrison.
Debu Sahara juga mengandung partikel magnetit buatan manusia dan partikel polusi lainnya yang bercampur, dalam perjalanannya menuju utara.
Namun logam yang berasal dari polusi udara umumnya jauh lebih rendah dibandingkan partikel debu logam yang bersumber secara alami.
Chemtrail merupakan sebutan yang populer di kalangan penyebar teori konspirasi. Chemtrail dipercaya sebagai penyemprotan zat kimia berbahaya di udara untuk tujuan tertentu.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sejumlah sebaran informasi keliru seputar chemtrail dan menemukan pola sebaran narasinya.
Misalnya, klaim keliru bahwa chemtrail merupakan zat kimia berbahaya untuk menyebarkan penyakit di masyarakat.
Ada pula yang keliru menganggap jejak putih dari ekor pesawat atau contrail sebagai bukti adanya chemtrail. Namun, semua klaim tersebut terbukti tidak benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.