Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Para ilmuwan telah menolak klaim bahwa pemerintah atau organisasi tertentu menyemprotkan bahan kimia berbahaya melalui udara, seperti yang diyakini oleh penganut teori chemtrail.
Hal itu terlihat dari riset Institut Sains Carnegie dan Universitas California Irvine dengan melakukan survei terhadap 77 ilmuwan atmosfer dan ahli geokimia terkemuka pada 2016.
Hasilnya, semua ilmuwan kecuali satu (98,7 persen) melaporkan tidak ada bukti sahih terkait program penyemprotan bahan kimia berbahaya ke atmosfer dalam skala besar dan rahasia.
Seorang ilmuwan yang tidak setuju mencatat tingkat barium (unsur kimia) atmosfer yang sangat tinggi di daerah terpencil, dengan tingkat barium yang rendah di dalam tanah.
Namun, satu pendapat yang berlainan itu tidak serta-merta dapat dijadikan sebagai pembenaran bahwa chemtrail itu nyata.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim buruknya kualitas udara disebabkan oleh chemtrail adalah hoaks.
Hasil pemantauan Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara menunjukkan, delapan perusahaan terindikasi kuat jadi sumber pencemar udara Jakarta.
Sumber pencemar tersebut meliputi PLTU dan PLTD, industri, pembakaran sampah terbuka, dan limbah elektronik.
Para ilmuwan telah menolak klaim bahwa pemerintah atau organisasi tertentu menyemprotkan bahan kimia berbahaya melalui udara, seperti yang diyakini oleh penganut teori chemtrail.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.