KOMPAS.com - Gerakan kepanduan atau "boy scouts" didirikan di Inggris oleh Robert Baden-Powell pada 1908.
Dilansir Britannica, Baden-Powell adalah seorang perwira tentara Inggris yang menjadi pahlawan nasional setelah selama 217 hari mempertahankan Mafeking dalam Perang Afrika Selatan (1899-1902).
Gerakan kepanduan awalnya bertujuan untuk melatih anak laki-laki menjadi warga negara yang baik, berperilaku sopan, serta terampil dalam berbagai kegiatan di luar ruangan.
Baca juga: Corak Organisasi Kepanduan di Indonesia
Baden-Powell membuat program latihan yang terdiri dari pelacakan dan pengintaian, pemetaan, pensinyalan, pembuatan simpul, pertolongan pertama, dan berkemah.
Dia bermaksud agar idenya digunakan oleh organisasi pemuda di Inggris, tetapi kepanduan dengan cepat menyebar ke negara lain.
Pada 1910, gerakan kepanduan berdiri di Swedia, Meksiko, Argentina, dan Amerika Serikat, serta negara-negara Persemakmuran Inggris seperti Kanada, Australia, dan Afrika Selatan.
Pada awal abad ke-21 terdapat organisasi kepanduan nasional di hampir 170 negara. Kemudian, pada 1920 berdiri Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia yang mempromosikan kepanduan di seluruh dunia.
Organisasi yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu juga memiliki kantor regional di Belgia, Mesir, Filipina, Kenya, Senegal, Afrika Selatan, Chili, dan Ukraina.
Dikutip dari Kompaspedia, gerakan kepanduan masuk ke Indonesia pada 1912.
Dua tokoh Nederlands Padvinders Organisatie (NPO) yaitu, P.Y. Smits dan Majoor de Yager mendirikan cabang NPO di Jakarta. Organisasi ini awalnya diperuntukkan bagi remaja dan pemuda Belanda yang tertarik kegiatan kepanduan.
Baca juga: Sejarah Singkat Hari Pramuka 14 Agustus
Kemudian, pada 1916 berdiri organisasi padvinderij nasional pertama, yaitu Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) yang diprakasai oleh Mangkunegara VII di Surakarta.
Setelah itu bermunculan organisasi kepanduan dari berbagai organisasi kebangsaan dan keagamaan. Misalnya Hizboelwathan (Muhammadiyah), Wira Tamtama (Sarekat Islam), Nationale Padvinderij (Budi Utomo), Jong Java Padvinderij (Jong Java Mataram), dan lain-lain.
Ketika Indonesia merdeka pada 1945, terdapat lebih dari 71 organisasi kepanduan di Indonesia. Presiden Soekarno pada 14 Agustus 1961 menyatukan mereka dalam sebuah organisasi dengan nama gerakan pramuka, hingga sekarang ditetapkan sebagai Hari Gerakan Pramuka.
Dilansir Scouting Magazine, kelahiran gerakan kepanduan bermula dari program latihan yang dinisiasi Baden-Powell pada Agustus 1907 di Pulau Brownsea, di lepas pantai selatan Inggris.
Dia mengadakan kemah selama sembilan hari yang diikuti oleh 22 anak laki-laki Inggris berusia 9 sampai 17 tahun. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Tiga belas orang datang dari keluarga kelas atas, dan sembilan lainnya dari keluarga kelas pekerja.