Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengaku dirinya pernah berada di poros yang berbeda dengan Budiman pada masa Orde Baru.
Ketika itu, Prabowo menjadi bagian dari militer, sedangkan Budiman seorang aktivis. Namun, menurut Prabowo, rekam jejak itu tak menghalangi dirinya dan Budiman untuk menjalin hubungan baik.
“Kita memang pernah berhadapan, tapi yang buat kita dulu (berbeda) suatu keadaan, kondisi, sistem. Ternyata, kenyataannya, kita sebenarnya memiliki cita-cita yang sama,” kata dia.
Kendati demikian, Budiman membantah dirinya bakal bergabung ke Gerindra dan meninggalkan PDI-P usai bertemu Prabowo.
Budiman menuturkan, kedatangannya itu tidak mewakili PDI-P, tetapi sebagai individu yang ingin berdiskusi dengan Prabowo.
Selain itu, Budiman mengatakan bakal menyampaikan hasil pertemuannya dengan Prabowo ke Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Budiman mengaku tak khawatir jika pertemuannya dengan Prabowo dianggap salah oleh sejumlah pihak.
Ia juga mengaku siap dipanggil DPP PDI-P. Menurut dia, hal itu bukan ancaman bagi dirinya. Budiman merasa tak ada risiko yang harus dipertaruhkan karena berkomunikasi dengan Prabowo.
Ia menekankan, kedatangannya ke kediaman Prabowo sebagai individu, bukan mewakili partai politik.
"Kalau yang mewakili partai itu Ibu Mega (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri), yang mewakili partai itu sekjen, bukan saya," tutur Budiman.
Narasi soal Budiman Sudjatmiko memimpin pembelotan elite PDI-P ke kubu Prabowo merupakan konteks yang keliru.
Budiman membantah dirinya bakal bergabung ke Gerindra dan meninggalkan PDI-P usai bertemu Prabowo.
Ia menuturkan, kedatangannya itu tidak mewakili PDI-P, tetapi sebagai individu yang ingin berdiskusi dengan Prabowo.
Selain itu, Budiman mengatakan bakal menyampaikan hasil pertemuannya dengan Prabowo ke Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.