Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: "Overfishing" Dorong Hiu Karang Menuju Kepunahan

Kompas.com - 16/06/2023, 13:59 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan, penangkapan ikan berlebih atau overfishing mendorong hiu karang menuju kepunahan.

Dilansir AFP, kepunahan hiu karang berdampak pada manusia karena spesies tersebut bertindak sebagai "manajer" ekosistem laut dengan menjaga keseimbangan rantai makanan.

Adapun studi tersebut dikerjakan oleh tim dari GlobalFinPrint yang beranggotakan lebih dari 100 ilmuwan. Hasil studi dipublikasikan di jurnal Science, pada Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Alasan Hiu Karang Berselancar di Siang Hari Akhirnya Terkuak, Studi Jelaskan

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan lebih dari 22.000 jam rekaman video dari terumbu karang di seluruh Afrika, Timur Tengah, Asia, Australasia, dan Amerika.

Tim ilmuwan menemukan, lima spesies hiu karang, yaitu abu-abu, perawat, Karibia, sirip hitam, dan sirip putih, mengalami penurunan populasi antara 70 hingga 60 persen.

Sementara itu, hiu karang sama sekali tidak ada di 14 persen terumbu karang yang pernah didokumentasikan sebelumnya.

Pemimpin studi, Colin Simpfendorfer dari James Cook University dan University of Tasmania mengatakan, sebelum penelitian ini kondisi hiu karang dianggap baik-baik saja.

"Namun, setelah melihat hasil penelitian secara keseluruhan, ini cukup mengejutkan," kata Simpfendorfer.

Faktor penurunan populasi hiu karang

Menurut Simpfendorfer, temuan ini dapat membantu International Union for Conservation of Nature (IUCN) untuk memperbarui spesies yang masuk "daftar merah". Pembaruan ini merupakan langkah penting menuju tindakan konservasi.

Faktor terbesar penurunan populasi hiu karang adalah penangkapan ikan yang berlebihan, baik yang menargetkan hiu untuk diambil sirip dan dagingnya, maupun karena tangkapan sampingan (bycatch).

Kehilangan hiu karang berdampak pada rantai makanan. Mangsa yang mereka makan bertambah jumlahnya, tetapi populasi spesies di tingkat bawahnya menurun.

Efek tersebut berantai dan dapat menciptakan gangguan tak terduga yang membahayakan ketahanan pangan manusia.

Baca juga: Survei Ini Ungkap Hiu Karang Punah Secara Fungsional di Lautan Bumi, Kok Bisa?

Simpfendorfer mengatakan, hiu karang juga mengendalikan populasi herbivora. Ketika jumlahnya tidak dijaga, herbivora memakan lebih banyak alga, yang berperan menyerap karbon untuk fotosintesis.

"Penyerapan karbon di terumbu karang tanpa hiu jauh lebih rendah daripada di terumbu yang dihuni hiu," tuturnya. Artinya, penurunan populasi hiu karang turut berpengaruh terhadap pemanasan global.

Masih ada harapan

Total, tim peneliti memantau 391 terumbu karang di 67 negara dan wilayah menggunakan 22.756 kamera.

Terumbu dengan populasi yang lebih sehat cenderung berada di negara berpenghasilan tinggi dengan peraturan yang lebih ketat, sementara negara berpenghasilan rendah umumnya memiliki terumbu yang lebih buruk.

Namun, tim peneliti menemukan masih ada harapan di sejumlah titik tertentu di negara berkembang, seperti Pulau Sipadan di Malaysia dan Karang Mercusuar di Belize.

Anggota tim peneliti, Michael Heithaus dari Florida International University mengatakan, kawasan tersebut memiliki peraturan perlindungan laut yang ketat dan populasi hiu yang baik.

Menurut dia, daerah dengan populasi sangat rendah dapat dihuni kembali selama populasi sumber masih utuh dan program pengelolaan dijalankan dengan hati-hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompilasi Konten Politik yang Dibuat dengan AI Generatif

Kompilasi Konten Politik yang Dibuat dengan AI Generatif

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan PM Jepang Dibunuh karena Tidak Patuh pada WEF

[HOAKS] Mantan PM Jepang Dibunuh karena Tidak Patuh pada WEF

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo-Gibran Batal Dilantik oleh MPR

[HOAKS] Prabowo-Gibran Batal Dilantik oleh MPR

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com