Para bhante pada zaman itu, kira-kira 2.500 tahun yang lalu, tinggal dari hutan ke hutan.
"Jadi para bhante itu diberikan kesempatan oleh Sang Buddha untuk tinggal di tiga tempat, yakni hutan, gunung atau gua, kemudian permakaman yang sepi," ujarnya.
Bhante Dhammavuddho menuturkan, ritual thudong ini pertama kali dilakukan di Indonesia dan bertepatan dengan Hari Raya Waisak.
Hari Trisuci Waisak memperingati tiga kejadian luar biasa dalam kehidupan Buddha, yaitu peristiwa kelahiran (623 SM) di Nepal, pencerahan (588 SM) dan kemangkatan (543 SM) di India Utara.
Tiga peristiwa suci itu terjadi pada hari yang sama, dengan tahun berbeda, yaitu hari purnama raya di bulan Waisak.
Menurut Bhante Dhammavuddho, ritual ini diharapkan bisa melatih kesabaran para biksu selama perjalanan.
“Karena Sang Buddha bilang kesabaran adalah praktik Dharma yang paling tinggi. Mereka merasakan panas, hujan, pengap, makan cuma sehari sekali, minuman seadanya. Jadi mereka melatih diri seperti ini,” tutur dia.
Selama thudong, para biksu akan melewati Kota Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Cirebon, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Ambarawa, dan Magelang.
Rencananya, mereka akan singgah di rumah umat dan beberapa tempat ibadah, antara lain Vihara Buddha Dharma, Vihara Sariputra Cikarang, Vihara Buddha Loka, dan Klenteng Liong Hok Bio.
Para biksu juga akan bermalam di kediaman Habib Luthfi bin Yahya, Kansuz Sholawat, Kelurahan Noyontaan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Kamis (25/5/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.