KOMPAS.com - Tri Mumpuni Iskandar merupakan aktivis pemberdayaan masyarakat yang terkenal dengan pengembangan listrik mikrohidro di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Ia merupakan sosok yang kerap lantang berbicara soal pemberdayaan desa.
Kalau kita mengenal istilah "habis gelap terbitlah terang" milik Kartini, maka Tri Mumpuni membawa terang yang sesungguhnya ke desa-desa.
Sedikitnya, Tri membantu menyediakan listrik di 65 desa, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Sumba, Papua, Kalimantan Timur, Maluku, Seram Barat, dan paling banyak di Tana Toraja.
Tri Mumpuni lahir pada 6 Agustus 1964. Ia menikah dengan Iskandar Budisaroso Kuntoadji.
Ibu dua anak itu mengenyam pendidikan di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Seperti yang pernah diberitakan Kompas.com, 9 Maret 2016, semasa kuliah, Tri terlibat dalam kegiatan pembangunan masyarakat perdesaan di pinggiran Danau Toba, Sumatera Selatan.
Dengan bantuan USAID, ia dan kawan-kawannya terlibat dalam program pembembangan ikan tilapia merah untuk para peternak ikan.
Ia juga sempat menggeluti pembangunan perkotaan untuk masyarakat miskin kota, tetapi hanya bertahan dua tahun.
Menurut dia, pembangunan kota lebih banyak bicara soal uang ketimbang pemberdayaan.
Maka bersama suami, Tri memutuskan untuk fokus pada pembangunan masyarakat desa. Pembangunan yang melibatkan kehidupan sosial, ekonomi, serta memanfaatkan teknologi.
Dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebagai sumber energi listrik di desa-desa yang belum terjangkau Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Tri memanfaatkan potensi energi air yang terdapat desa untuk menggerakkan turbin, yang kemudian menghasilkan listrik.
Dia mendekati kepala desa setempat, mengumpulkan data, membuat perhitungan secara teknis dan biaya, lalu mencari sumber dana untuk pembangunan PLTM.
Tri Mumpuni merupakan Ketua IBEKA (Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan). Melalui IBEKA, Tri semakin memperluas pembangunan listrik mandiri di desa-desa.