Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Terlibat Pencucian Uang, Bambang Pacul Ditangkap KPK

Kompas.com - 11/04/2023, 13:24 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah konten Facebook mengeklaim, Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Politisi PDI-P yang akrab disapa Bambang Pacul itu disebut terbukti terlibat transaksi pencucian uang senilai Rp 349 triliun.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Konten yang mengeklaim Bambang Wuryanto ditangkap KPK dibagikan oleh akun Facebook ini pada Senin (10/4/2023).

Berikut narasi yang dibagikan:

INFORMASI TERUPDATE TERBUKTI TERLIBAT PENCUCIAN DANA 349 TRILIUN AKHIRNYA BANGBANG P4CUL DI C1DVK KPK--

Konten itu memuat video berdurasi 8 menit 24 detik yang telah mendapatkan lebih dari 225.000 tayangan sejak diunggah.

Video tersebut menampilkan klip pernyataan Bambang.

"Di sini boleh ngomong galak, Pak, tapi Bambang Pacul ditelepon ibu, 'Pacul berhenti!', 'Siap! Laksanakan!'," kata Bambang.

Narator video kemudian membacakan sebuah narasi.

"Bambang Pacul mengakui dana 349 triliun mengalir ke partainya, yakni PDIP," demikian petikan narasi yang dibacakan.

Hoaks, Bambang Pacul ditangkap KPKScreenshot Hoaks, Bambang Pacul ditangkap KPK

Penelusuran Kompas.com

Setelah ditelusuri, pernyataan Bambang dalam video tersebut disampaikan saat rapat Komisi III DPR dengan Menko Polhukam Mahfud MD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 29 Maret 2023.

Dalam rapat tersebut, Mahfud MD meminta DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset serta RUU Pembatasan Transaksi Uang Kartal.

Bambang kemudian menjawab, pemerintah harus melobi para ketua umum partai politik jika ingin kedua RUU itu disahkan.

Sementara, judul konten yang mengeklaim Bambang Pacul ditangkap KPK tidak sesuai dengan isi narasi yang dibacakan oleh narator.

Narasi itu bersumber dari artikel Populis.id, 5 April 2023, berjudul "Bambang Pacul Keceplosan, Akui Dana Rp349 Triliun Mengalir ke Partainya, Begini Faktanya".

Artikel tersebut melakukan pemeriksaan fakta terhadap video YouTube yang mengeklaim Bambang Pacul mengakui bahwa PDI-P menerima Rp 349 triliun dari transaksi pencucian uang.

Berdasarkan pemeriksaan fakta yang dilakukan Populis.id, klaim tersebut terbukti tidak benar. Namun, artikel cek fakta Populis.id dicatut untuk membangun narasi menyesatkan.

Adapun KPK belum melakukan penangkapan atau penetapan tersangka terkait transaksi janggal Rp 349 triliun yang ramai dikaitkan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Dilansir Kompas.com, pemerintah baru akan membentuk satuan tugas (satgas) untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Satgas itu terdiri dari PPATK, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea Cukai, Bareskrim Polri, Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung, Bidang Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kemenko Polhukam.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten Facebook yang mengeklaim Bambang Pacul ditangkap KPK karena terlibat pencucian uang Rp 349 triliun adalah hoaks.

Konten itu mencatut artikel cek fakta Populis.id untuk membangun narasi menyesatkan.

Adapun KPK sejauh ini belum melakukan penangkapan atau penetapan tersangka terkait transaksi janggal Rp 349 triliun yang ramai dikaitkan dengan Kemenkeu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

Hoaks atau Fakta
Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Data dan Fakta
Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Hoaks atau Fakta
Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Data dan Fakta
[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com