KOMPAS.com - Di antara langit dan laut, nelayan tua asal Kuba bernama Santiago bergulat sendirian dengan alat pancingnya hingga berhasil mengait seekor ikan marlin.
Ikan marlin akhirnya kalah dan berakhir di tambatan perahu. Namun, kawanan hiu di teluk berarus kencang itu ternyata terpanggil, dan datang mencabik-cabik marlin itu.
Santiago berhasil membunuh beberapa ekor hiu yang merebut mangsanya, tapi marlin juga sudah mereka habiskan. Kerangkanya ia bawa ke dermaga, lalu ia pulang dan tidur.
Adegan itu menjadi salah satu bagian dari novel The Old Man and The Sea (1952) karya sastrawan asal Amerika Serikat (AS) terkenal dan peraih Nobel, Ernest Hemingway.
Dilansir History, karya prosa yang dianggap cukup pendek itu rampung pada 4 Maret 1952, atau hari ini 71 tahun yang lalu. Sejak awal, dia meyakini judul itu adalah karya terbaiknya.
Baca juga: 21 Juli 1899: Lahirnya Ernest Hemingway, Wartawan, Sopir Ambulans Perang, Sastrawan
Ia pun langsung menyetorkannya pada penerbit dan respon positif datang dari sejumlah kritikus sastra.
Buku itu menjadi salah satu karyanya yang paling laris dan memenangkan Hadiah Pulitzer satu tahun setelah diterbitkan.
Seperti ditulis juga di Britannica, Hemingway yang suka berburu dan memancing mendapatkan gagasan untuk menampilkan perjuangan seorang pria menghadapi tantangan alam.
Dalam novel itu, ia juga berusaha menggambarkan semangat dalam jiwa pria seperti Santiago, yang rela berkorban dan menderita untuk mencapai kemenangan.
Tak hanya melaluinya sendiri, Santiago tua digambarkan bertarung dengan marlin dalam waktu yang lama hingga tangannya berdarah dan menghadapi serangkaian kesulitan.
Baca juga: Kisah Sully Prudhomme, Penyair Perancis Penerima Nobel Sastra Pertama
Alih-alih menggunakan deskripsi kondisi di laut yang tenang dan pantulan cahaya matahari yang menyilaukan, novel itu menggambarkan suasana laut yang melelahkan dengan menyebut kram, mual, hingga kejang-kejang.
Namun gelombang emosi yang dihadirkan novel berhasil membuat banyak pembaca keasikan hingga terdorong untuk melanjutkan lembar demi lembar hingga tamat dalam sekali duduk.
Dengan novel itu, Hemingway meraih Hadiah Nobel Sastra tahun 1954. Cerita itu juga telah diadaptasi dalam sebuah film yang dibintangi Spencer Tracy yang diluncurkan pada 1958.