KOMPAS.com - Filantrop sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates, kerap menjadi sasaran para penyebar teori konspirasi selama pandemi Covid-19.
Tidak hanya di Amerika Serikat (AS) atau Eropa, hoaks mencatut nama Bill Gates juga menyebar di Indonesia.
Kompas.com, menemukan sejumlah hoaks soal Bill Gates dan melakukan penelusuran fakta. Berikut rangkumannya.
Narasi yang beredar di Facebook menyebutkan, Bill Gates bermitra dengan Big Pharma untuk membuat virus manusia serta melakukan teror biologis. Gates pun membantah tudingan itu.
Melalui penjelasan di Jurnal Nature pada 2010, hingga kini belum ada penjelasan pasti mengenai asal-usul virus Corona.
Virus diperkirakan muncul dari elemen genetik seluler yang memperoleh kemampuan untuk berpindah antar sel. Virus kemungkinan besar sudah ada seiring peradaban manusia dan ikut berevolusi.
Tidak seperti entitas biologis lainnya, beberapa virus memiliki genom RNA atau genom DNA. Sehingga virus bisa menginfeksi dari satu organisme ke organisme lain, misalnya dari hewan ke manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa masih butuh waktu dan bukti lebih banyak untuk mengetahui sumber asli penyebab Covid-19.
Baca fakta selengkapnya di sini.
Di tengah keberhasilan para ilmuwan meramu vaksin Covid-19, beredar narasi yang menyebut bahwa Gates mengusulkan vaksinasi mRNA dilakukan melalui persediaan makanan.
Disinformasi itu bersumber dari artikel yang tayang di situs penyebar teori konspirasi. Juru bicara Yayasan Bill dan Melinda Gate juga telah membantah klaim tersebut.
"Klaim itu salah," katanya pada Senin (23/1/2023).
Sejauh ini belum ada vaksin mRNA yang dapat diberikan melalui makanan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mencatat vaksin rotavirus adalah satu-satunya vaksin yang direkomendasikan untuk diberikan secara oral.
Kendati demikian, vaksin tersebut tidak diberikan melalui makanan.
Simak fakta lebih lengkap di sini.
Teori konspirasi soal Covid-19 dan Bill Gates sempat dikaitkan dengan dongeng dan mitologi Yunani.
Salah satu teori konspirasi yang muncul yakni Gates mengembangkan vaksin Covid-19 yang mengandung luciferase.
Dilansir Kompas.com, 13 April 2022, enzim luciferase merupakan bahan kimia katalis yang berinteraksi dengan substrat untuk mempengaruhi laju reaksi kimia. Namun, kandungan itu tidak terdapat dalam vaksin Covid-19.
Luciferase dan luciferin sendiri dikaitkan dengan Lucifer, sosok setan dalam kekristenan dan mitologi Yunani.
Kata luciferase, luciferin, dan lucifer berasal dari bahasa Latin lux yang berarti terang atau cahaya.
Selain microchip, beredar narasi hoaks yang menyebut Gates mengembangkan tato elektronik untuk menggantikan fungsi ponsel pintar.
Narasi itu bersumber dari sebuah situs yang tidak mencantumkan sumber atau pernyataan Gates.
Juru bicara Yayasan Bill dan Melinda Gate juga telah membantah isu tato digital tersebut.
Dilansir Kompas.com, 14 Oktober 2022, Chaotic Moon yang disebutkan dalam narasi merupakan studio teknologi kreatif asal Amerika Serikat (AS) yang fokus pada pengembangan perangkat lunak, seluler, dan desain.
Muncul narasi di Facebook yang menyebut bahwa Gates meminta semua vaksin Covid-19 ditarik dari peredaran. Narasi itu bersumber dari artikel di situs satire dan parodi.
Yayasan Bill dan Melinda Gates menyatakan bahwa distribusi vaksin terbukti aman dan efektif ke seluruh dunia dalam menghentikan pandemi Covid-19.
Yayasan amal itu juga menyatakan bahwa mereka tidak mengambil keuntungan dari vaksin yang diproduksi atau dikembangkan menggunakan dana dari yayasan mereka.
Tidak ada pemberitaan atau bukti yang mendukung bahwa Bill Gates menarik vaksin Covid-19 dari peredaran.
Baca fakta lebih lengkap di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.