KOMPAS.COM - Di tengah pencalonan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat, Franklin D Roosevelt terserang wabah polio hingga kakinya lumpuh pada 1921.
Meskipun tidak separah infuenza, penularan polio di beberapa negara telah mencapai level mengerikan, tak hanya menyerang anak-anak tetapi juga orang dewasa.
Dikutip dari History, ketika menjabat sebagai Presiden ke-32 AS, Roosevelt mendanai organisasi bernama March of Dimes untuk mencari cara mengatasi polio pada 1940-an.
Organisasi itu melibatkan Kepala Laboratorium Penelitian Virus di Universitas Pittsburgh, Jonas Salk.
Baca juga: CEK FAKTA: Pestisida DDT Bukan Penyebab Polio
Program tersebut berhasil mengidentifikasi bahwa polio adalah virus yang memiliki 125 galur dan terbagi dalam tiga jenis.
Maka untuk mengatasinya, dibutuhkan tiga jenis vaksin berbeda yang diberikan secara bertahap.
Vaksin itu dibuat dengan menonaktifkan virus polio, dicampur dengan formalin kemudian disuntikkan ke manusia.
Cara itu terbukti memiliki tingkat pencegahan penularan yang tinggi, yakni sekitar 60 sampai 70 persen, setelah sekelompok anak sekolah dasar di negara bagian Pennsylvania menerima suntikan pertama.
Namun di tahun yang sama ditemukan 200 kasus baru dari pemberian satu batch vaksin yang keliru. Standar produksi ditingkatkan dan vaksin terus dikembangkan, hingga kasus polio berkurang hingga 99 persen sejak 1988.
Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) polio di Provinsi Aceh. Setelah delapan tahun nol kasus, muncul satu kasus polio pada November 2022.
Dilansir BBC, hal itu terjadi setelah sepuluh tahun terakhir tingkat cakupan imunisasi berturut-turut tidak memenuhi target. Meskipun hanya satu kasus, Kemenkes merasa perlu menetapkannya sebagai KLB.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, status itu memungkinkan pihaknya mengoordinasikan seluruh lembaga kesehatan dalam penanggulangan.
Baca juga: 123.191 Anak di Aceh Utara Diwajibkan Ikut Imunisasi Polio
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010, status KLB ditetapkan untuk kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi di suatu daerah dalam periode tertentu dan kondisinya bisa mengarah pada terjadinya wabah.
Selanjutnya, imunisasi polio di Kota Banda Aceh pun digencarkan, seperti diberitakan Antara. Pada putaran pertama, imunisasi jenis tetes itu telah diterima 48.251 atau 97,6 persen dari total target, yakni 49.428 anak.
Selanjutnya penerima imunisasi putaran pertama diberikan vaksin putaran kedua. Hingga Selasa (21/2/2023), sebanyak 25.670 anak telah menjalani vaksinasi atau 51,9 persen dari penerima imunisasi putaran pertama.