KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial menarasikan, penyakit polio bukan disebabkan virus, melainkan penggunaan pestisida diklorodifeniltrikloroetana atau (DDT).
Dalam unggahan itu disebutkan, penurunan kasus polio terjadi setelah ada pelarangan penggunaan pestisida DDT.
Akun yang Instagram yang membagikan klaim tersebut menuliskan demikian, Polio berhenti ketika mereka berhenti menyiram populasi dengan DDT, bukan suntikan.
Baca juga: Ada Jejak Virus Polio di Limbah London, Inggris Keluarkan Peringatan Insiden Nasional
Dilansir AFP, penyakit polio sudah ada lebih dahulu dibandingkan pestisida DDT. Penelitian medis tentang polio pun telah dimulai sejak abad ke-19.
Pada tahun 1908, dua ilmuwan Austria mengidentifikasi penyebab polio yakni karena virus. Sedangkan, pestisida DDT baru dikembangkan pada tahun 1940-an.
Wabah polio sering terjadi pada awal abad ke-20. Pada 1921, mantan presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt didiagnosis terkena penyakit tersebut.
Tahun 1954, tiga ilmuwan memenangkan hadiah nobel untuk penelitian mereka tentang virus poliomielitis yang membuka jalan bagi vaksin.
Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Polio yang Harus Diwaspadai
Vaksin pertama disetujui di Amerika Serikat pada tahun 1955 dan menyebabkan kasus polio menurun tajam.
Secara global, upaya vaksinasi dan pengawasan telah memangkas jumlah infeksi polio hingga 99 persen sejak 1988.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2021 hanya ditemukan enam kasus polio.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.