Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gempa Turkiye Begitu Mematikan?

Kompas.com - 07/02/2023, 14:10 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Turkiye dan Suriah diguncang gempa bumi berkekuatan M 7,8 pada Senin (6/2/2023), yang mengakibatkan kerusakan bangunan skala besar dan ribuan orang tewas.

Menurut US Geological Survey (USGS), pusat gempa berada di kedalaman 18 kilometer di wilayah selatan Turkiye, dekat perbatasan utara Suriah, seperti dikutip dari AP.

Ahli geologi USGS, Alex Hatem mengatakan, banyak gempa susulan mengguncang kedua negara sejak gempa awal. Dalam 11 jam pertama, wilayah tersebut telah merasakan 13 gempa susulan yang signifikan dengan magnitudo minimal 5.

Baca juga: Analisis Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa

Gempa lainnya, berkekuatan 7,5, mengguncang Turkiye sembilan jam setelah gempa pertama. Meskipun para ilmuwan sedang mempelajari apakah itu gempa susulan, mereka sepakat bahwa kedua gempa tersebut saling berkaitan.

"Gempa susulan yang lebih banyak diperkirakan terjadi, mengingat besarnya gempa pertama. Kami memperkirakan, gempa susulan masih akan terjadi dalam beberapa hari, minggu, dan bulan mendatang," kata Hatem.

Dilansir Al Jazeera, otoritas Turkiye mengatakan, 2.316 orang tewas dan 13.293 terluka akibat gempa tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, jumlah korban kemungkinan meningkat hingga delapan kali lipat, seiring dengan penyelamatan lebih banyak korban.

"Kami selalu melihat hal yang sama dengan gempa bumi, sayangnya, laporan awal jumlah orang yang meninggal atau terluka akan meningkat cukup signifikan pada minggu berikutnya," kata Catherine Smallwood, pejabat darurat senior WHO untuk Eropa, dikutip dari BBC.

Mengapa gempa Turkiye mematikan?

Dilansir The Washington Post, tingginya jumlah korban tewas disebabkan beberapa faktor, yaitu kuatnya guncangan gempa dan pusat gempa relatif dekat dengan permukaan serta permukiman penduduk.

Pusat gempa Turkiye berada sekitar 18 km di bawah permukaan. Ini menyebabkan gelombang seismik lebih cepat mengguncang bangunan dan orang-orang di permukaan.

Turkiye berada di wilayah hot spot gempa. Tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Arab, Anatolia, dan Afrika, bertemu di wilayah ini.

Seismolog di National Earthquake Information Center Colorado, Yaareb Altaweel mengatakan, ketika saling bersinggungan, lempeng tersebut menghasilkan gesekan dan tekanan yang dilepaskan sebagai gempa bumi.

Baca juga: UDPATE Gempa Turkiye dan Suriah, 4.365 Orang Tewas, Korban Selamat Butuh Bantuan

Gempa pada hari Senin disebut sebagai gempa terbesar yang terjadi di Turkiye sejak 1939, ketika gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang bagian timur laut negara itu.

Pada Maret 1970, gempa berkekuatan M 7,1 melanda Turkiye barat, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menghancurkan lebih dari 8.000 bangunan.

Kemudian pada Agustus 1999, gempa dahsyat berkekuatan M 7,4 mengguncang Turkiye barat laut, menyebabkan lebih dari 17.000 kematian dan membuat lebih dari 250.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

Hoaks atau Fakta
Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com