Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mendesak orang-orang di negaranya menjauh dari China untuk menghindari penularan virus corona.
Kemudian, Rusia juga menutup sebagian besar perbatasan sepanjang 2.600 mil dengan China dan menghentikan semua layanan kereta antar negara, kecuali kereta reguler antara Moskwa dan Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan bahwa negaranya sepenuhnya percaya diri dan mampu memenangkan pertempuran melawan virus corona.
Dalam sebuah pernyataan di situs kementerian, dia menambahkan bahwa China bersedia untuk terus bekerja sama dengan WHO dan negara lain untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Baca juga: Muncul Hoaks Telah Diusir Rusia, WHO Tetap Berkantor di Moskwa
Sementara itu Amir Attaran, seorang profesor hukum dan epidemiologi di Universitas Ottawa menyebut deklarasi itu sangat terlambat.
Ia menyayangkan keputusan WHO yang satu minggu sebelumnya tidak menyatakan keadaan darurat dengan alasan tidak ada bukti ilmiah yang cukup.
"WHO lumpuh karena alasan politik, sama ketika penilaian ilmiahnya di SARS, Ebola, dan Zika. WHO bimbang apakah akan mengumumkan keadaan darurat atau tidak. Peristiwa itu telah menimpa mereka secara komprehensif dan berakhir sia-sia," ujarnya.
Sejak 2005, WHO sendiri telah membuat lima deklarasi darurat.
Deklarasi itu yakni pandemi influenza pada 2009, kebangkitan polio pada 2014, wabah virus zika pada 2016, wabah ebola di Republik Demokratik Kongo pada 2019, serta wabah virus corona pada 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.