Dia menyerukan Gereja Katolik untuk mengatasi "individualisme" dan "persaingan," dengan mengatakan bahwa itu hanya akan "menjauhkan mereka dari iman."
Terpilih menjadi Paus dianggap sebagai tugas seumur hidup, dan bukan sesuatu yang bisa "ditinggalkan" layaknya sebuah pekerjaan.
Hal ini karena proses pemilihan Paus melibatkan serangkaian upacara dengan sejarah sakral, dan terdapat gagasan bahwa proses ini mendapatkan bimbingan ilahi.
Gagasan memiliki satu paus pada satu waktu juga didorong oleh politik dasar dan ketakutan bahwa pengunduran diri dapat menyebabkan perpecahan di dalam gereja.
Benediktus, yang tampil sebagai pria yang benar-benar ortodoks, mengejutkan dunia dengan keputusan pengunduran dirinya yang tidak biasa.
Beberapa pihak langsung memuji keputusan itu sebagai ungkapan kerendahan hati; sementara yang lain mengatakan itu membuat Vatikan terlihat seperti perusahaan sekuler.
Dilansir dari Britannica, Paus Benediktus XVI lahir di Jerman pada 16 April 1927 dengan nama asli Joseph Alois Ratzinger.
Dia diangkat menjadi imam pada 1951 dan menerima gelar doktor teologi di Universitas Munich pada 1953. Setelah itu, dia meniti karir sebagai teolog dan pengajar di berbagai universitas.
Selama Konsili Vatikan Kedua (1962–1965) dia menjabat sebagai penasihat ahli dan penganjur reformasi. Pada 1977, dia diangkat menjadi Uskup Agung Munich, dan tiga bulan kemudian dia diangkat menjadi kardinal.
Sebagai prefek Kongregasi Ajaran Iman dari tahun 1981 hingga 2005, ia menegakkan keseragaman doktrin di gereja dan melayani sebagai penasihat dekat Paus Yohanes Paulus II.
Karena alasan usia dan masalah kesehatan, dia mengundurkan diri pada 2013, menjadi paus pertama yang melakukannya sejak Gregorius XII pada 1415.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.