Benediktus XVI dikenal sebagai Paus pertama yang mengundurkan diri dari Takhta Suci dalam kurun waktu 600 tahun terakhir.
Terakhir kali hal itu terjadi adalah ketika Paus Gregorius XII mengundurkan diri pada 1415 untuk mengakhiri Perpecahan Barat di Gereja Katolik.
Paus Benediktus XVI mengundurkan diri pada 28 Februari 2013, dan digantikan oleh Paus Fransiskus yang dilantik pada 13 Maret 2013.
Mengapa Paus Benediktus XVI mengundurkan diri?
Pengunduran diri Benediktus terjadi ketika Vatikan tengah menjadi sorotan dunia.
Dilansir dari The Washington Post, Kepausan Benediktus menghadapi banyak krisis signifikan.
Dokumen yang dibocorkan oleh mantan kepala pelayannya ke media Italia mengungkap kekacauan internal, dugaan korupsi dan kesalahan di tingkat tertinggi Gereja Katolik.
Bank Vatikan menghadapi kritik atas operasionalnya yang dinilai tidak jelas, sehingga menyebabkan lembaga keuangan asing untuk sementara menangguhkan transaksi kredit.
Terbongkarnya pelecehan seksual oleh para pendeta Katolik dan upaya selama puluhan tahun dari hierarki gereja untuk menutupinya membuat kritik terhadap Vatikan semakin tajam.
Mantan Juru Bicara Vatikan Federico Lombardi pada 2013 mengatakan bahwa paus membuat keputusan untuk mengundurkan diri karena "sadar akan masalah besar yang dihadapi gereja" dan menambahkan bahwa keputusan itu menunjukkan "keberanian dan tekad yang besar."
Namun, Lombardi bersikeras bahwa keputusan Paus Benediktus bersifat pribadi dan bahwa dia tidak mengundurkan diri karena "kesulitan dalam kepausan."
Benediktus sendiri menyatakan bahwa usia dan masalah kesehatannya yang membuatnya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri.
Pada Misa terakhir dan homili sebagai paus, pada 13 Februari 2013, Benediktus menilai Gereja Katolik mengalami distorsi karena perpecahan internal.
"Kita bisa mengungkap wajah gereja dan bagaimana wajah ini, terkadang, rusak," kata dia.
"Saya memikirkan secara khusus tentang dosa-dosa terhadap kesatuan gereja, tentang perpecahan dalam tubuh gereja," ucap Paus Benediktus.
Dia menyerukan Gereja Katolik untuk mengatasi "individualisme" dan "persaingan," dengan mengatakan bahwa itu hanya akan "menjauhkan mereka dari iman."
Mengapa pengunduran diri Paus sangat tidak biasa?
Terpilih menjadi Paus dianggap sebagai tugas seumur hidup, dan bukan sesuatu yang bisa "ditinggalkan" layaknya sebuah pekerjaan.
Hal ini karena proses pemilihan Paus melibatkan serangkaian upacara dengan sejarah sakral, dan terdapat gagasan bahwa proses ini mendapatkan bimbingan ilahi.
Gagasan memiliki satu paus pada satu waktu juga didorong oleh politik dasar dan ketakutan bahwa pengunduran diri dapat menyebabkan perpecahan di dalam gereja.
Benediktus, yang tampil sebagai pria yang benar-benar ortodoks, mengejutkan dunia dengan keputusan pengunduran dirinya yang tidak biasa.
Beberapa pihak langsung memuji keputusan itu sebagai ungkapan kerendahan hati; sementara yang lain mengatakan itu membuat Vatikan terlihat seperti perusahaan sekuler.
Sekilas tentang Benediktus XVI
Dilansir dari Britannica, Paus Benediktus XVI lahir di Jerman pada 16 April 1927 dengan nama asli Joseph Alois Ratzinger.
Dia diangkat menjadi imam pada 1951 dan menerima gelar doktor teologi di Universitas Munich pada 1953. Setelah itu, dia meniti karir sebagai teolog dan pengajar di berbagai universitas.
Selama Konsili Vatikan Kedua (1962–1965) dia menjabat sebagai penasihat ahli dan penganjur reformasi. Pada 1977, dia diangkat menjadi Uskup Agung Munich, dan tiga bulan kemudian dia diangkat menjadi kardinal.
Sebagai prefek Kongregasi Ajaran Iman dari tahun 1981 hingga 2005, ia menegakkan keseragaman doktrin di gereja dan melayani sebagai penasihat dekat Paus Yohanes Paulus II.
Karena alasan usia dan masalah kesehatan, dia mengundurkan diri pada 2013, menjadi paus pertama yang melakukannya sejak Gregorius XII pada 1415.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/01/03/091000482/mengapa-paus-benediktus-xvi-mengundurkan-diri-pada-2013