KOMPAS.com - Roti baguette khas Perancis ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.
Dikutip dari AFP Rabu (30/11/2022), UNESCO memberikan status "warisan budaya takbenda" untuk tradisi pembuatan baguette.
Baguette berbentuk panjang dengan bagian luar yang keras tetapi lembut di dalam. Roti ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Perancis.
Baca juga: Mengenal Baguette, Roti Kebanggan Warga Perancis
Melihat orang-orang keluar dari toko roti atau boulangerie sambil mengapit baguette di lengan mereka adalah pemandangan yang umum dijumpai di Perancis.
Menurut Federasi Nasional Toko Roti Perancis, lebih dari enam miliar baguette diproduksi setiap tahun di negara tersebut.
Meski terkesan telah ada di Perancis sejak lama, namun baguette baru secara resmi mendapatkan namanya pada 1920.
Hal itu diawali dari pengesahan undang-undang yang mengatur spesifikasi khusus roti tersebut, yaitu memiliki berat minimum 80 gram dan panjang maksimum 40 sentimeter.
Loic Bienassis dari Institut Sejarah dan Budaya Pangan Eropa mengatakan, baguette pada awalnya dianggap sebagai produk mewah yang dimakan kalangan borjuis dan aristokrat.
Adapun kelas pekerja pada masa itu biasanya memakan roti khas pedesaan yang lebih awet dan mudah disimpan.
"Kemudian konsumsi meluas, dan daerah pedesaan mulai menggemari baguette pada 1960-an dan 70-an," kata Bienassis.
Baca juga: Bukan Tisu Toilet, Warga Perancis Panik Borong Roti Baguette Saat Pengumuman Lockdown
Kendati demikian, sejarah awal baguette masih belum pasti. Sebagian sumber mengatakan roti panjang seperti itu sudah umum pada abad ke-18.
Namun, ada pula yang berpendapat bahwa pengenalan oven uap oleh tukang roti Austria August Zang pada 1830-an menjadi cikal-bakal kelahiran baguette modern.
Salah satu kisah populer mengenai asal-usul baguette yakni, Napoleon memerintahkan roti dibuat tipis dan memanjang agar bisa lebih mudah dibawa oleh tentara.
Ada pula yang mengaitkan baguette dengan pembangunan metro (jalur kereta bawah tanah) Paris pada akhir abad ke-19, di mana baguette diyakini lebih mudah disobek dan dibagikan, sehingga membuatnya lebih praktis serta menghindari pertengkaran antara pekerja.
Perancis mengajukan permohonan status "warisan budaya tak benda" untuk baguette kepada UNESCO pada awal 2021.