Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Cara Kerja Teknologi Offside Semi-Otomatis di Piala Dunia 2022

Kompas.com - 25/11/2022, 08:08 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Gol ketiga yang dianulir terjadi pada laga Jerman melawan Jepang. Kai Havertz mengira dia telah mencetak gol kedua untuk Jerman pada menit akhir babak pertama ketika memanfaatkan tembakan dari Serge Gnabry dari jarak beberapa yard.

Namun gol itu dianulir karena dia berada dalam posisi offside. Havertz jauh di depan bek terakhir, tetapi akan tetap onside jika dia berada di belakang bola.

Sial bagi Jerman, penyerang Chelsea itu bersandar di depan bola dan oleh karena itu gol tersebut dianulir oleh sistem VAR.

Bagaimana teknologi offside semi-otomatis bekerja?

Teknologi terbaru ini menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola dan hingga 29 poin data dari setiap pemain di lapangan.

Adapun 29 poin data yang dikumpulkan mencakup semua pergerakan anggota tubuh pemain yang relevan untuk terjadinya offside.

Al Rihla, bola resmi Piala Dunia Qatar 2022, juga akan berperan vital mendeteksi insiden offside berkat pemasangan sensor unit pengukuran inersia (IMU).

Sensor ini, diposisikan di tengah bola, mengirimkan data bola ke ruang operasi video dengan kecepatan 500 kali per detik, memungkinkan pendeteksian titik tendangan yang sangat tepat.

Dibantu dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), teknologi baru ini memberikan peringatan offside secara otomatis kepada ofisial VAR di dalam ruang operasi video setiap kali bola diterima oleh penyerang yang berada dalam posisi offside.

Sebelum memberi tahu wasit di lapangan, ofisial VAR memvalidasi keputusan secara manual dengan memeriksa titik tendangan dan garis offside yang dibuat secara otomatis.

Proses ini terjadi hanya dalam beberapa detik. Artinya, keputusan offside dapat dibuat dengan lebih cepat dan lebih akurat.

Setelah keputusan dikonfirmasi oleh ofisial VAR dan wasit di lapangan, data posisi yang digunakan untuk membuat keputusan kemudian divisualisasikan menjadi animasi 3D yang secara sempurna merinci posisi anggota tubuh pemain di lapangan.

Animasi 3D ini kemudian ditampilkan di layar raksasa di stadion dan juga akan tersedia untuk mitra penyiaran FIFA untuk menginformasikan semua penonton dengan cara sejelas mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com