Iwan pun berharap bisa mendapatkan pengetahuan soal budidaya delima agar hasil panennya bisa berukuran lebih besar dan bebas dari penyakit.
Iwan dan belasan petani lainnya di Dusun Merak tetap berkeinginan untuk dapat mengekspor delima merah serta memperluas pasar.
Terkait persoalan itu, sejumlah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jember (Unej) telah melakukan penelitian di kebun delima Kampung Merak.
Kepada Kompas.com, Dosen Biologi Unej, Rudju Winarsa mengatakan, kondisi lahan sangat berpengaruh pada kualitas dan kesehatan buah yang dihasilkan kebun.
Menurutnya tingkat keasaman lahan perkebunan terlalu tinggi untuk pohon delima sehingga muncul penyakit pada akar, dahan, batang, sampai buah.
Hal itu menyebabkan mudah tumbuh jamur yang juga disebar serangga, terutama jamur busuk akar dan jamur buah yang dampaknya paling merusak.
Masalah itu bisa ditangani dengan penyiraman yang cukup, menambah kadar pH dan mengurangi keasaman tanah, serta pembasmian jamur dengan fungisida.
"Itu karen pH-nya asam, tanah kesukaan jamur kan yang lebih asam dari bakteri. Sehingga (kalau pH-nya) dinaikkan sedikit, dia nggak suka hidup di situ," kata Rudju, saat dihubungi, Rabu (2/11/2022).
Dilansir dari situs Kementerian Pertanian (Kementan), delima atau P. granatum L. merupakan jenis tanaman sub tropis.
Kawasan tumbuhnya beriklim agak kering sampai kering, seperti di daerah asalnya, yakni Persia dan sekitarnya. Sebaran tanaman ini berada di wilayah beraktegori primer, sekunder, dan tersier.
Kawasan yang masuk primer ialah Timur Tengah yang meliputi Iran, Afganistan dan sekitarnya. Pusat penyebaran dan diversitas sekunder meliputi Mediterania dan Asia Timur yang menyebarkannya lebih luas ke Eropa dan Asia.
Asia dan Eropa menghasilkan 90 persen jumlah panen delima di dunia. Kemudian Afrika Utara 9 persen dan Amerika 1 persen, di mana keduanya merupakan wilayah sebaran tersier.
Delima dikenal kaya akan nutrisi yang mendukung kesehatan tubuh manusia, seperti asam organik serta senyawa antioksidan, seperti kelompok senyawa ellagiatannin dan gallotannin, asam ellagik dan derivatnya, catecin dan procyanidin, kelompok antocyanin dan antocyanidin, juga kelompok fenolik berupa asam benzene dekarbosilat, asam benzoate, dan asam propinonat.
Di Indonesia, belum ada data akurat mengenai luasan lahan dan hasil panen kebun delima. Pohon delima pada umumnya masih dianggap sebagai tanaman pekarangan dan belum dibudidayakan dalam skala besar.
Mengingat langkanya pembudidaya delima di tanah air, Rudju pun menganggap perkebunan delima Dusun Merak layak mendapatkan perhatian pemerintah.
Apalagi, sudah terbentuk komunitas petani delima yang menanam hingga 7.500 pohon di sana. Menurutnya, komunitas itu satu-satunya yang ada di Indonesia.
Dia menjelaskan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, juga terdapat seorang petani delima. Namun belum terbentuk komunitas dan ukuran buahnya lebih kecil dari hasil panen di Dusun Merak.
Rudju menuturkan, pemerintah bisa membantu dengan menata lahan perkebunan agar mendukung stabilnya kadar PH tanah dalam porsi yang ideal. Selain itu, perlu adanya dukungan terkait pemupukan dan pengobatan pembasmi hama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.