Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Delima Merah di Dusun Merak Butuh Dukungan Pemerintah

Kompas.com - 03/11/2022, 13:37 WIB
Ahmad Suudi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Iwan pun berharap bisa mendapatkan pengetahuan soal budidaya delima agar hasil panennya bisa berukuran lebih besar dan bebas dari penyakit.

Iwan dan belasan petani lainnya di Dusun Merak tetap berkeinginan untuk dapat mengekspor delima merah serta memperluas pasar. 

Tingkat keasaman terlalu tinggi

Terkait persoalan itu, sejumlah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jember (Unej) telah melakukan penelitian di kebun delima Kampung Merak.

Kepada Kompas.com, Dosen Biologi Unej, Rudju Winarsa mengatakan, kondisi lahan sangat berpengaruh pada kualitas dan kesehatan buah yang dihasilkan kebun.

Menurutnya tingkat keasaman lahan perkebunan terlalu tinggi untuk pohon delima sehingga muncul penyakit pada akar, dahan, batang, sampai buah.

Hal itu menyebabkan mudah tumbuh jamur yang juga disebar serangga, terutama jamur busuk akar dan jamur buah yang dampaknya paling merusak.

Masalah itu bisa ditangani dengan penyiraman yang cukup, menambah kadar pH dan mengurangi keasaman tanah, serta pembasmian jamur dengan fungisida.

"Itu karen pH-nya asam, tanah kesukaan jamur kan yang lebih asam dari bakteri. Sehingga (kalau pH-nya) dinaikkan sedikit, dia nggak suka hidup di situ," kata Rudju, saat dihubungi, Rabu (2/11/2022).

Dilansir dari situs Kementerian Pertanian (Kementan), delima atau P. granatum L. merupakan jenis tanaman sub tropis.

Kawasan tumbuhnya beriklim agak kering sampai kering, seperti di daerah asalnya, yakni Persia dan sekitarnya. Sebaran tanaman ini berada di wilayah beraktegori primer, sekunder, dan tersier.

Kawasan yang masuk primer ialah Timur Tengah yang meliputi Iran, Afganistan dan sekitarnya. Pusat penyebaran dan diversitas sekunder meliputi Mediterania dan Asia Timur yang menyebarkannya lebih luas ke Eropa dan Asia.

Asia dan Eropa menghasilkan 90 persen jumlah panen delima di dunia. Kemudian Afrika Utara 9 persen dan Amerika 1 persen, di mana keduanya merupakan wilayah sebaran tersier.

Delima dikenal kaya akan nutrisi yang mendukung kesehatan tubuh manusia, seperti asam organik serta senyawa antioksidan, seperti kelompok senyawa ellagiatannin dan gallotannin, asam ellagik dan derivatnya, catecin dan procyanidin, kelompok antocyanin dan antocyanidin, juga kelompok fenolik berupa asam benzene dekarbosilat, asam benzoate, dan asam propinonat.

Di Indonesia, belum ada data akurat mengenai luasan lahan dan hasil panen kebun delima. Pohon delima pada umumnya masih dianggap sebagai tanaman pekarangan dan belum dibudidayakan dalam skala besar.

Mengingat langkanya pembudidaya delima di tanah air, Rudju pun menganggap perkebunan delima Dusun Merak layak mendapatkan perhatian pemerintah.

Apalagi, sudah terbentuk komunitas petani delima yang menanam hingga 7.500 pohon di sana. Menurutnya, komunitas itu satu-satunya yang ada di Indonesia.

Dia menjelaskan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, juga terdapat seorang petani delima. Namun belum terbentuk komunitas dan ukuran buahnya lebih kecil dari hasil panen di Dusun Merak.

Rudju menuturkan, pemerintah bisa membantu dengan menata lahan perkebunan agar mendukung stabilnya kadar PH tanah dalam porsi yang ideal. Selain itu, perlu adanya dukungan terkait pemupukan dan pengobatan pembasmi hama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang 'Kartu Kabur Saat Demo'

[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang "Kartu Kabur Saat Demo"

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com