KOMPAS.com - Delima merah menjadi salah satu potensi agrobisnis di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Tidak sulit menemukan kebun delima merah di dusun yang terletak dalam kawasan Taman Nasional (TN) Baluran itu.
Sepanjang jalan kampung yang masih berupa tanah, terhampar perkebunan delima merah di kiri dan kanan. Salah satu area kebun itu dikelola oleh Iwan Purwanto.
Petani berusia 27 tahun itu mengelola kebun delima merah seluas seperempat hektare. Dia melanjutkan usaha mertuanya yang memiliki hak guna usaha perkebunan di atas lahan milik TN Baluran.
Iwan memiliki sekitar 250 pohon delima yang ditanam pada 2016. Empat tahun kemudian kebunnya mulai menghasilkan dan terus berbuah.
"Dulu buahnya beli di Mal Jember, lalu dijadikan bibit. Makanya ada yang beda-beda jenisnya, warna kulitnya ada yang merah, kuning, cokelat. Tapi semuanya delima merah," kata Iwan, saat ditemui Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Iwan berniat untuk mengekspor hasil perkebunannya, namun ukuran delima yang dihasilkan kurang besar, kalah dengan delima asal India.
Menurut dia, empat atau lima buah delima India bobotnya bisa mencapai 1 kilogram. Sementara satu kilogram delima dari kebunnya terdiri dari tujuh buah.
Hasil panennya juga ditargetkan bisa masuk pasar Bali sebagai pengganti apel ketika ada kekurangan pasokan.
Namun setelah beberapa tahun, malah muncul penyakit di kebun. Penyakit ini membuat kulit delima berbintik sehingga tampak kotor dan membusuk.
Meski delima tetap bisa dikonsumsi, permasalahan itu menghalangi rencana Iwan untuk merambah pasar di Bali atau mengekspor.
Segala upaya telah dilakukan, termasuk memberikan pupuk urea dan obat semprot hama. Kendati demikian hasilnya belum signifikan.
Saat ini, Iwan berusaha menjual hasil panen harian secara daring dengan memanfaatkan platform e-dagang atau marketplace.
Satu kilogram delima merah dari kebunnya dijual dengan harga Rp 25.000 sampai Rp 30.000.
"Orang kulakan (membeli dalam jumalah banyak untuk dijual kembali) ke saya, sama dia dijual lewat online. Jumlahnya 20 sampai 25 kilogram per minggu. Biasanya dipakai untuk obat sama yang beli," kata pria asal Jember itu.