Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sedikitnya 150 orang tewas akibat kerumunan yang berdesak-desakan di gang sempit wilayah Itaewon, Korea Selatan saat perayaan Halloween, Sabtu (29/10/2022) malam.
Di tengah tragedi tersebut, beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa henti jantung yang dialami korban disebabkan karena vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Vaksin AstraZeneca telah dinyatakan aman dan penyebab korban tewas saat Halloween di Itaewon bukan karena vaksin.
Informasi yang menyebut bahwa korban kerumuman Halloween di Itaewon meninggal akibat vaksin, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Akun-akun tersebut menyertakan video identik yang menampilkan kumpulan cuplikan tragedi di Itaewon, kemudian menampilkan tangkapan layar judul pemberitaan media soal vaksin AstraZeneca.
Berikut narasi yang diunggah pada Minggu (30/10/2022):
Ngeri gaaeezz...
Festival Halloween di Itaewon diadakan tiap tahun & selalu berjubel pengunjung. Kenapa baru sekarang banyak korban gagal jantung? Karena tahun ini hampir semuanya udah divaxsin AstraZeneca
- AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah
- Pembekuan darah berujung pada cardiac arrest / jantung
Jakarta - Sedikitnya 149 orang tewas dalam kerumunan malam Halloween di disrtik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Sebagian di antaranya mengalami serangan jantung setelah saling berdesakan hingga terjatuh.
Warga dan petugas medis berjibaku memberikan pertolongan dengan CPR (cardiopulmonary resuscitation). Belum diketahui pasti apa yang membuat para pengunjung saling berdesakan.
Petugas pemadam kebakaran menyebut, lebih dari 150 orang lainnya cedera dalam insiden tersebut. Sebagian di antaranya dalam kondisi serius dan mendapat perawatan gawat darurat.
Dikutip dari Reuters, ini adalah perayaan Halloween pertama di Seoul dalam 3 tahun setelah negara tersebut mencabut pembatasan terkait COVID-19. Saksi mata menggambarkan kerumunan mulai tidak terkendali saat menjelang malam. Banyak korban adalah wanita berusia 20-an tahun
Penyebab korban meninggal saat berdesak-desakan di Itaewon bukan karena vaksin. Diperkirakan sekitar 100.000 orang memadati area yang terkenal dengan bar dan klubnya, untuk merayakan Halloween.
Dilansir dari Al Jazeera, Minggu (30/10/2022), henti jantung dapat terjadi di tengah crowd crush atau situasi ketika orang berdesakan di ruang terbatas dan terus mendorong, menyebabkan mereka jatuh seperti domino sehingga sulit bagi orang untuk bangun lagi.
Semakin besar kerumunan, semakin kuat efeknya. Paru-paru orang yang terjebak tidak mampu menemukan ruang yang cukup, sehingga sulit bernapas hingga henti jantung.
“Saat orang berjuang untuk bangun, lengan dan kaki terpelintir. Pasokan darah mulai berkurang ke otak,” ujar Keith Still, seorang profesor tamu ilmu kerumunan di Universitas Suffolk Inggris kepada NPR.
Dia menjelaskan, korban lebih mungkin meninggal akibat mati lemas daripada tertindih.
"Dibutuhkan 30 detik sebelum Anda kehilangan kesadaran, dan sekitar enam menit, Anda mengalami asfiksia kompresif atau restriktif," ujarnya.
Dikutip dari The Guardian, Minggu (30/10/2022), petugas pemadam kebakaran dan saksi mata mengatakan orang-orang terus membanjiri gang sempit itu padahal gang sudah penuh sesak.
Ketika orang-orang yang berada di tanjakan jalan yang miring itu jatuh, orang -orang di bawah mereka terguling dan saling menindih satu dengan yang lain.
Kerumunan hari itu disebut 10 kali lebih ramai dari biasanya karena itu adalah perayaan Halloween terbesar tanpa protokol kesehatan Covid-19 pertama setelah pandemi di Korea Selatan.
Tidak ada bukti yang menghubungkan antara korban yang tewas di gang Itaewon dengan pemberian vaksin AstraZeneca.
Diwartakan Harian Kompas, 30 Maret 2021, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari memastikan bahwa vaksin AstraZeneca aman dan efek samping yang terjadi tergolong ringan.
“Hampir semua laporan adanya KIPI sudah sembuh. Kami pun sudah merekomendasikan bahwa vaksin (AstraZeneca) ini bisa diteruskan dalam program imunisasi nasional, termasuk di Sulawesi Utara. Meski begitu, kajian yang lebih dalam akan tetap dilakukan secara berkala,” kata Hindra.
Vaksin AstraZeneca pun sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Narasi yang menyebut bahwa korban kerumuman Halloween di Itaewon meninggal akibat vaksin AstraZeneca adalah hoaks.
Korban tewas karena crowd crush atau situasi ketika orang berdesakan di ruang terbatas hingga saling tindih. Situasi itu membuat orang sulit bernapas hingga akhirnya mati lemas.
Selain itu, tragedi ini tidak ada kaitannya denan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena vaksin tersebut telah dinyatakan aman dan memiliki efek samping yang tergolong ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.