Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa istilah "kadal gurun" atau "kadrun" pertama kali diucapkan oleh Lukman Njoto atau Nyoto, wakil ketua CC Partai Komunis Indonesia (PKI).
Narasi itu menyebutkan, isitlah itu terucap oleh Njoto di kala Pemilihan Umum atau Pemilu 1955, di tengah persaingan tajam antara Masyumi dan PKI.
Berdasarkan penelusuran dan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Sejarawan membantah narasi keliru tersebut. Istilah kadrun baru ada pada 2012 saat Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada) DKI Jakarta.
Informasi mengenai Njoto yang mencetuskan istilah kadrun, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi oleh salah satu unggahan pada Minggu (2/10/2022):
KENAPA ADA ISTILAH KADRUN, TERNYATA KALIMAT ITU DARI GOLONGAN PKI BERNAMA NYOTO..
Artinya : Kadrun istilah dari PKI alias PARTAI KOMUNIS INDONESIA yang ditujukan buat islam di Indonesia. Kalau kalian mau jadi komunis pakai saja istilah kadrun buat umat islam. Maka secara Automatis kalian semua sudah langsung menjadi anggota kami yaitu KOMUNIS”
Penjelasan
"Pada Pemilu 1955 ada persaingan yang tajam antara Masyumi dan PKI. Masyumi melihat orang PKI itu atheis tidak punya Tuhan yang selalu membunuh umat Islam di Indonesia.
Sejarawan dan pendiri Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali menjelaskan bahwa istilah kadrun bukan berasal dari PKI maupun Njoto.
"Isitilah ini untuk memecah belah sebenarnya. Isitilah kadrun menjadi disinformasi ketika dinarasikan sudah ada sejak zaman PKI. Ini tidak benar," ujar Asep saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/10/2022).
Pada Pemilu 1955, persaingan sengit justru terjadi antara Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
"Ini tidak terlepas dari PNI yang memenangi pemilu dan Masyumi. PKI sendiri sebenarnya tidak menang," ucap Asep.
Celetukan-celetukan berbasis politik identias memang ada sejak dulu. Asep menjelaskan, pada Pemilu 1955, ada istilah banteng untuk kubu PNI, sedangkan kubu Masyumi kerap disebut dengan isitlah unta.