KOMPAS.com - Peretasan terhadap puluhan awak redaksi Narasi kembali menegaskan bahwa kebebasan pers di Indonesia masih belum dihargai.
Hingga Rabu (28/9/2022) pukul 10.56 WIB tercatat 30 awak redaksi Narasi yang mengalami upaya peretasan. Selain itu, ada pula upaya peretasan terhadap tujuh eks karyawan Narasi.
Upaya peretasan terhadap redaksi Narasi menambah panjang daftar serangan siber yang menimpa berbagai media Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
1. Peretasan awak redaksi Narasi (September 2022)
Pemimpin Redaksi Narasi, Zen RS menuturkan, upaya peretasan pertama kali diketahui pada 24 September 2022.
Akun yang berhasil dibobol adalah WhatsApp milik Akbar Wijaya atau yang akrab disapa Jay Akbar.
"Salah seorang produser @narasinewsroom, menerima pesan singkat melalui WhatsApp sekitar pukul 15.29 WIB yang berisi sejumlah tautan. Kendati Jay tidak mengeklik satu pun tautan dalam pesan singkat tersebut, namun hampir seketika itu juga (sekitar 10 detik setelah pesan singkat itu dibaca), ia telah kehilangan kendali atas akun/nomor WhatsApp-nya," kata Zen, 25 September 2022.
Namun, ternyata akun lain juga tidak bisa diakses oleh Jay Akbar termasuk nomor teleponnya. Setelah Jay, satu per satu upaya peretasan akun media sosial awak redaksi mulai terjadi.
Penelusuran pun dilakukan dan ternyata upaya peretasan ini sudah berlangsung sehari sebelumnya.
Belum bisa dipastikan apakah serangan digital ini terkait dengan kerja-kerja jurnalistik, tetapi karena dilakukan secara serentak, kemungkinan ini adalah upaya berpola dan berasal dari pelaku yang sama.
"Mayoritas usaha peretasan berasal dari IP Address dan perangkat yang identik. Hasil pemeriksaan internal yang kami lakukan menemukan IP Address tersebut menggunakan salah satu ISP lokal," ujar Zen.
2. Peretasan akun media sosial Ketua AJI (Februari 2022)
Pada Februari 2022, akun WhatsApp, Instagram, Facebook dan nomor handphone pribadi Ketua Umum Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito Madrim diretas.
AJI menduga serangan peretasan dan disinformasi terhadap Sasmito terkait aktivitas sosialnya sebagai ketua lembaga yang memberikan perhatian terhadap kebebasan pers di Indonesia.
"Praktik tersebut adalah bentuk-bentuk serangan terhadap aktivis dan organisasi AJI yang selama ini memperjuangkan kebebasan berekspresi dan kebebasan pers," ujar Sekretaris Jenderal AJI Ika Ningtyas dalam rilis pers, 24 Februari 2022.