Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar klaim di media sosial yang menyebut bahwa cacar monyet hanya ditemukan pada monyet.
Disebutkan bahwa virus cacar monyet tidak menulari manusia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Informasi yang menyebut bahwa cacar monyet tidak menular pada manusia, disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi pada salah satu akun:
Cacar monyet itu di awal2 thn 2000an baru ditemukan di Indonesia, dan kasusnya pd monyet serta tdk menulari manusia.. Kl sekarang bisa menular ke manusia, berarti ada yg maen2 dg rekayasa genetikanya
Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 28 Agustus 2022, ada lebih dari 598 juta kasus cacar monyet yang dikonfirmasi positif secara global. Adapun lebih dari 6,4 juta di antaranya mengalami kematian.
Dilaporkan, jumlah kasus mingguan menurun 16 persen pada periode 22-28 Agustus 2022 dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dengan lebih dari 4,5 juta kasus baru dilaporkan.
Sementara, jumlah kematian juga menurun dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dengan lebih dari 13.500 kematian dilaporkan.
Dilansir dari laman WHO, penyakit cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Orthopoxvirus genus dari keluarga virus Poxviridae.
Tidak hanya monyet, berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet.
Hewan tersebut, yakni tupai tali, tupai pohon, tikus berkantung Gambia, dormice, primata, dan spesies lainnya.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada monyet tahun 1958 dan pertama kali dicatat pada manusia pada 1970-an di Republik Demokratik Kongo pada seorang anak laki-laki berusia 9 bulan.
Cacar monyet kembali menjadi sorotan karena mulai ditemukan di negara selain wilayah endemi.
WHO pun menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.