Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Agustus 1918: Vladimir Lenin Ditembak, Upaya Pembunuhan yang Gagal

Kompas.com - 30/08/2022, 15:09 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vladimir Lenin (1870-1924) mengambil alih pemerintahan dan gedung-gedungnya dari Kekaisaran Rusia, bersama Pengawal Merah dalam operasi yang berlangsung 7 dan 8 November 1917.

Namun di awal pemerintahannya, nama Rusia masih digunakan. Baru pada 1922 negara itu berganti nama menjadi Republik Sosialis Uni Soviet, yang lebih dikenal sebagai Uni Soviet.

Namun, ketidakpuasan membayangi Rusia, hingga membahayakan Lenin dan menyebabkan perang saudara selama tiga tahun berikutnya.

Misalnya pada 1918, saat pasukan loyalis Tsar Nikolai II berupaya merebut lagi kekuasaan, hingga terjadi peperangan melawan Lenin dan pasukannya.

Baca juga: Mengenang Perlawanan Warga Cekoslovakia atas Invasi Uni Soviet pada Agustus 1968...

Pada 30 Agustus 1918, Lenin ditembak dua kali oleh seorang anggota partai Revolusioner Sosial bernama Fanya Kaplan, setelah berbicara di sebuah pabrik di Kota Moskwa.

Lenin selamat, tapi terluka parah dari dua peluru itu. Percobaan pembunuhan memicu gelombang balas dendam dari pendukung Lenin, terutama dari Partai Bolshevik yang dulu dibuatnya.

Ribuan orang dieksekusi sebagai aksi pembalasan , saat perang saudara semakin parah di Rusia.

Pada 1920, pasukan Tsar Nikolai II yang didukung kaum borjuis, kapitalis, dan keluarga kekaisaran, berhasil dikalahkan dan mengakhiri perang saudara Rusia.

Baca juga: 15 Agustus 1961: Tembok Berlin Dibangun, Wujud Perang Dingin Uni Soviet vs Sekutu

Lenin deklarasikan diri menjadi seorang marxis

Sebelum berhasil menggulingkan tsar yang berkuasa atas Rusia, Lenin mendeklarasikan diri sebagai seorang marxis. 

Pada 1895, dia membantu menghimpun kelompok marxis dengan mendirikan persatuan perjuangan untuk pembebasan kelas pekerja.

Akhir tahun itu, Lenin yang merupakan mahasiswa hukum ditangkap, dipenjara satu tahun dan diasingkan ke Siberia selama tiga tahun.

Pada 1900, ia pergi ke Eropa barat dan mulai menggunakan nama Lenin, sebelumnya bernama lengkap Vladimir Ilich Ulyanov. Ia melanjutkan pergerakan revolusinya untuk Rusia.

Setelah pecahnya Revolusi Rusia pada 1905, yang sebagian besar diisi dengan pemogokan besar, Lenin pulang ke Rusia. Namun tsar mengembalikannya ke pengasingan.

Beberapa kali harus lari dari Kekaisaran Rusia, ia akhirnya mendirikan Pengawal Merah, pasukan dari golongan mahasiswa, pekerja pabrik, petani dan pelaut, sebagai kendaraan yang berhasil mengantarnya meraih kursi pimpinan negara.

Lenin yang mendirikan Uni Soviet pada 1922 hidupnya berakhir pada 1924. Sosok Lenin sangat dihormati, hingga jenazahnya diawetkan dan disimpan di Kota Moskwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com