KOMPAS.com - Misinformasi dan kabar simpang siur di media sosial juga ada yang menyinggung isu perubahan iklim dan energi terbarukan, termasuk panel surya.
Salah satunya yang dilaporkan ke Snopes, dan unggahan itu memiliki narasi bahwa panel surya memiliki dampak menguras energi matahari.
Informasi dalam post Facebook itu berasal dari sebuah artikel yang mengklaim menjelaskan hasil penelitian dari tim ilmuwan Wyoming Institute of Technology, di negara bagian Wyoming, Amerika Serikat.
Artikel di National Report itu menyatakan bahwa peneliti di Wyoming membuat kejutan di penelitian mereka, dengan menyatakan bahwa panel surya di daerah itu berdampak menguras energi matahari.
Penelitian menyatakan, kondisi saat itu masih baik-baik saja karena energi matahari tidak sampai terkuras terlalu banyak. Proses pengurasan energi matahari itu mereka sebut drainase fotovoltaik secara paksa.
Namun bila panel surya diperbanyak, di mana rumah penduduk, industri, dan berbagai fasilitas menggunakannya secara massal, hal itu akan berpengaruh buruk pada matahari.
Dampaknya, dikatakan bahwa penggunaan panel surya akan mengurangi suhu permukaan bumi 30 derajat dalam 20 tahun, dan matahari bisa mati dalam 300 hingga 400 tahun mendatang.
Disebutkan juga bahwa panel surya yang digolongkan sebagai energi terbarukan, untuk mengerem pemanasan global, perlu dipertimbangkan lagi. Sebab, panel surya berpotensi mendatangkan bencana yang lebih besar.
Namun, dipastikan bahwa artikel itu merupakan satire khas National Report.
Media itu memang secara tegas menyatakan dalam disclaimer-nya bahwa semua artikel yang mereka publikasi adalah konten fiksi atau palsu, dan dibuat sebagai satire.
Namun, artikel terkait klaim atas hasil penelitian Wyoming Institute of Technology itu disalahartikan oleh pengguna media sosial, seakan-akan berita asli yang bisa dipercaya.
Maka bisa disimpulkan bahwa sebetulnya tidak ada klaim dari peneliti Wyoming Institute of Technology bahwa panel surya bisa menguras energi matahari dan menyebabkan bintang itu mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.